7. Mimpi Yang Sama?

1.6K 201 4
                                    

Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.

Aku berharap ini belum terlambat untuk mengulang semua dengan benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berharap ini belum terlambat untuk mengulang semua dengan benar.

-Leonardo Keegan Nixon

~~~

"Selena?" tanya Capella bingung. Dimana Selena? Bukankah dia tokoh utama novel ini? Apa jangan-jangan orang yang menabraknya itu Selena. Ia menatap orang yang menabraknya sedang dibantu bangun berdiri oleh siswa yang tidak ia kenali.

"Selena! Rigel!" teriak Capella terkejut.

Mereka semua menatap Capella dengan dengan terkejut. Mengapa tiba-tiba Capella teriak seperti orang baru saja kesurupan?

"Lo gak papa?" tanya Leon ketus.

"Capella ya ampun, ngapain Lo duduk di bawah begitu?!" teriak Carina heboh melihat sahabatnya duduk di lantai.

Ketiga siswa itu menatap aneh ke arah Carina, terlebih lagi saat nama Capella yang keluar dari mulut gadis ceria itu bukan Misora.

"Sejak kapan namanya ganti" gumam Leo. Carina membantu Capella berdiri tanpa mempedulikan yang lain.

"Maaf Aku gak sengaja" ucap Selena, menarik semua perhatian. Apalagi dengan wajahnya yang sudah memerah menahan tangis, namun tetap saja cantik. Memang pemeran utama mah beda.

"Ah.. Gak papa kok, gak ada yang luka ini" kata Capella.

Sementara itu Leo dan Rigel berdecih mendengar jawaban Capella, pasti ia hanya taktik untuk menarik perhatian mereka saja. Dasar medusa batin keduanya melirik sinis ke arah Capella.

Capella dan Carina tidak perduli dengan tatapan mereka. Mereka lebih memilih pergi ke kelas mereka, sama sekali tidak ada kegiatan menempel pada Rigel atau kedua kakaknya seperti yang Misora lakukan biasanya.

- - -

Di sebuah taman bunga yang indah terdapat tiga orang manusia. Seorang pria, seorang wanita, dan seorang gadis yang sangat mirip dengan si wanita, mungkin itu wanita versi remaja.

Si gadis itu memetik bunga-bunga yang ada di sekitarnya, sang wanita hanya menemaninya memetik bunga di sampingnya. Sementara sang pria sedang memandang keduanya dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Sayang!" teriak sang pria dengan kencang. Hal itu membuat keduanya manusia yang sedari awal sibuk memetik bunga, menatap ke arahnya. Gadis itu bersembunyi di belakang tubuh sang wanita. Sang pria berjalan mendekat ke arah keduanya.

"Aku menunggumu, Aku merindukanmu, Aku menyayangimu, Aku mencintaimu" kata sang pria secara beruntun, namun lirih. Matanya sudah berkaca-kaca, siap meluapkan cairan bening.

ORENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang