Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.Aku tau kau tidak salah, tapi egoku terlalu tinggi untuk mengakuinya.
-Leoardo Keegan Nixon
~~~
"Su-su-sah ber-na-napas" kata Nicholas terbata-bata sambil memegangi lehernya.
Capella hanya diam saja, tidak bergeming sama sekali. Ia malah memperhatikan brownies yang ia buat dengan seksama. Kemungkinan keracunan 0, 001 persen karena ia sama sekali tidak memcampurkan bahan berbahaya bahkan bahan saja ia cek terlebih dahulu.
"Capella" ucap Leo memohon.
Leo bersimpuh memeluk kaki Capella yang membuat Capella mematung seketika sambil menatap Leo horor. Bisa mati lebih cepat, jika Leo terus begini.
Capella mengalihkan pandangannya kepada sang Daddy, ia tidak sengaja melihat Daddy menahan senyumannya. Ah... Capella tahu itu hanya akting berlaka. Capella punya ide yang bagus.
"Bagaimana kalo kita mati bersama saja, kita makan sama-sama jadi gak ada yang mikirin jatuh miskin lagi semua aman damai" kata Capella santai. Lalu bangkit dari duduknya walau susah kerena kakinya dipeluk oleh Leo.
Mata Leo membola, ia tidak menyangka pikiran adiknya sesempit itu. Sedangkan Leon hanya mengikuti alur saja. Leo memang bodoh, jelas sekali Daddynya hanya akting begitu dan ia percaya. Setelah kejadian ini mungkin ia tidak akan mengakui Leo sebagai kembarannya.
Capella melepaskan tangan Leo yang berada di kakinya, ia mengambil dua potong brownies dan memberikannya satu ke Leon. Beruntung Leon menyambutnya dengan baik, Capella lalu mendudukan diri di sebelah Leon dan memakan brownies buatanya sendiri.
Leon memakan brownies tersebut, walaupun sedikit ragu. Saat brownies itu masuk di mulutnya, ia takjub browniesnya sangat enak. Muka Leo pias. Leo masih ingin hidup, tapi semua memakan brownies yang artinya mereka mati bersama.
Suara tawa sang Daddy mengalihkan perhatian Leo. Leo hanya mengerutkan dahi bingung, mengapa Daddy ketawa? Bukannya tadi Daddynya susah bernapas.
"Bodoh" kata yang Daddy lalu duduk di samping Capella dan mengambil brownies itu kemudian memakannya dengan santai.
Leo yang melihatnya baru paham. Jadi sedari tadi ia dibohongi sungguh jahat sekali keluarganya ini.
Leo pun akhirnya bangkit ia mengambil brownies tersebut dan memakannya. Leo merasa brownies itu lumer di dalam mulutnya, sungguh tidak mengecewakan. Rasanya tidak kalah dengan yang biasa ia beli di mall atau toko kue.
"Beli dimana browniesnya?" tanya Nicholas penasaran, karena rasanya enak.
"Capella yang bikin" jawab Leon singkat, ia kembali mengambil browniesnya padahal ia sudah makan malam dan perutnya sudah hampir penuh tapi ia tidak bisa berhenti makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORENDA
Fantasy(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA. SETELAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SARAN) Bagaimana jadinya jika seorang gadis cupu masuk ke dalam tubuh si antagonis? Apakah ia akan tetap menjadi si tertindas atau malah berubah menjadi si penindas. Hal in...