Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.Akan ada pengalaman baru disetiap harinya, termasuk saat aku menghabiskan waktu bersama kalian.
- Capella Auriga Wiryawan
~~~
Di tengah keributan tersebut ada seseorang yang tetap fokus menatap ke arah Capella. Ia masih tertarik dengan paras ayu yang Capella miliki. Entah mengapa hatinya seakan-akan menghianati dirinya sendiri saat ini, tidak bisa diajak kompromi.
"Capella sama Gue" Ucap Aries tiba-tiba.
"Enggak bisa! Mau ikutan jadi buaya juga Lo?!" kata Leo kepada Aries. Sementara Aries hanya acuh saja, ia hanya ingin berniat baik sebenarnya dimana letak salahnya.
"Gimana kalo Capella gak usah ikut aja Kak?" ucap Capella. Capella berharap Leo atau Leon mengiyakan ucapannya itu.
"Ya gak bisa gitu dong" ucap Leon tidak terima dengan ucapan Capella. Pupus sudah harapan Capella. Ia benar-benar harus ikut pergi.
"Gini aja, Nilam Lo bonceng Leo biar Gue yang bonceng Capella. Udah gak ada bantahan lagi" ucap Leon tegas.
Rigel dari awal hanya memandangi perdebatan itu. Ia tidak berminat untuk menawarkan dirinya sama sekali. Tetapi jika ia boleh jujur, ia mulai tertarik dengan drama yang Misora perankan saat ini. Ia ingin tahu sejauh mana Misora mampu bertahan dalam drama yang ia buat sendiri.
Capella hanya menganggukan kepalanya saja, toh di sini ia hanya mengikuti perintah kedua kakaknya tidak lebih.
- - -
Sesampainya di mall, mereka langsung menuju ke tempat bermain. Mall cukup sepi saat ini karena ini bukan hari libur dan masih jam sekolah.
"Peri kecil kakak mau main apa?" tanya Leon kepada Capella. Capella hanya mengangkat bahunya bingung.
Capella tidak pernah pergi ke tempat seperti ini sebelumnya. Apalagi bermain permainan. Dari kecil ia sudah diserbu oleh banyak buku dan les bukan permainan, jadi ia bingung harus melakukan apa.
"Gimana kalo liat kakak main itu, nanti kalo dapet buat kamu" kata Leon sambil menunjuk mesin pencapit boneka.
Capella hanya menganggukan kepalanya. Padahal ia pernah mendengar bahwa sangat sulit untuk berhasil memenangkan boneka. Semoga saja kakaknya itu beruntung.
Leo menatap sinis kakaknya. Leon kira hanya dirinya yang bisa, liat saja Leo yang akan mendapatkan boneka untuk Capella. Bukan Leon.
Akhirnya mereka semua mendekat ke arah mesin pencapit boneka itu. Percobaan pertama Leon gagal, ia mencoba lagi sampai lima kali hasilnya tetap gagal. Akhirnya mereka bergantian dengan Leo, tapi patut disayangkan mereka juga gagal karena gemas melihat yang lain gagal Rigelpun ikut mencobanya dan tetap gagal. Capella meringis saat melihat wajah kesal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORENDA
Fantasy(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA. SETELAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SARAN) Bagaimana jadinya jika seorang gadis cupu masuk ke dalam tubuh si antagonis? Apakah ia akan tetap menjadi si tertindas atau malah berubah menjadi si penindas. Hal in...