10. Menyelamatkan

1.5K 160 6
                                    

Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.

Happy Reading,Jangan lupa Follow, Vote, Komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa dimintapun aku akan tetap melakukannya. Karena aku sadar pemilik tubuh ini pun akan melakukan hal yang sama.

-Capella Auriga Wiryawan

~~~

"KAK LEO AWAS!!!" teriak Capella kencang.

Sretttt...

Suara ujung pisau lipat yang tajam menggores di kulit, terdengar jelas di telinga Capella.

"Akhhh.." sebuah teriak menggema menarik perhatian semua orang. Bahkan Rigel pun yang sedang fokus melawan musuh, menengngok ke asal suara tersebut.

"Capella!" teriak Leon kencang.

Capella hampir limbung untung saja Leo masih memeganginya. Napas keduanya memburu, kejadiannya terlalu cepat. Bahkan Leo tidak menyangka Capella menarik tubuhnya lalu memeluknya dari belakang.

"Bodoh!" teriak Leo kepada Capella. Capella hanya diam badannya lemas, bahkan kakinya rasanya seperti jelly tidak mampu menopang berat badannya sendiri.

"Leo bawa Capella pergi dari sini!" teriak Leon, saat melihat darah menetes dari lengan sang adik. Leo pun menganggukkan kepalanya.

"Lo ke sini naik apa?" tanya Leo, dengan terburu-buru.

"Mobil" jawab Capella lirih, nyaris tidak terdengar.

"Dimana?" tanya Leo. Capella hanya menunjuk dengan pandangannya. Leo paham dengan maksud adiknya.

Ia menggendong Capella membawanya pergi dari sana. Mati-matian ia menjaga ekspresinya agar tidak terlihat khawatir, namun hasilnya nihil. Masih terlihat dengan jelas raut khawatir di wajahnya. Apalagi saat tangannya merasakan cairan berwarna merah yang keluar dari lengan Capella ikut mengalir di tangannya saat ini.

Sesampainya di mobil ia agak terkejut ternyata ada supir. Tidak ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi ia masuk ke dalam mobil meminta supir untuk melajukan mobil.

Tangannya yang tidak terkena darah merogoh-rogoh kantong celananya mencari sesuatu.

Dapat.

Leo mengeluarkan handphone dari dalam kantongnya. Beruntung handphonenya  berada di saku celana sebelah kiri jadi mudah untuk ditemukan. Leo menelpon sebuah nomor.

"Ke rumah sekarang! Dalam lima menit belum sampai, Anda dipecat!" kata Leo lagsung mematikan telepon itu.

"Kak Leo. Capella gak apapa" ucap Capella menenangkan Leo. Mau bagaimanapun sekarang keluarga Misora adalah keluarganya, jadi rasa sayang itu tumbuh tanpa Capella sadari. Sehingga Capella bisa merelakan dirinya yang terluka asalkan keluarganya tetap baik-baik saja.

ORENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang