14. Difitnah?

1.3K 132 3
                                    

Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.

Happy Reading,Jangan lupa Follow, Vote, Komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia bersembunyi di balik bayangan seseorang. Terus menerus mencoba menjatuhkan, walau berapa kali gagal. Sebenarnya siapa dia?

- Capella Auriga Wiryawan

~~~

"Daddykan belum sarapan" jawab Capella kalang kabut. Ia langsung bangkit dari duduknya berlari ke dalam rumah.

Bruuk...

- - -

Hari sudah berganti lagi. Sungguh rasanya sangat cepat waktu berjalan. Seorang gadis duduk di dalam kelasnya yang masih sepi saat ini. Wajar karena ini masih terlampau pagi untuk para murid berangkat sekolah.

Gadis itu memandang ke arah lututnya, terdapat perban di sana. Ia jadi ingat kejadian kemarin.

🌈Flash back🌈

Bruuk...

"Capella!" teriak Leo saat melihat tubuh si bungsu jatuh ke tanah. Ia lalu berjalan menghampiri sang adik.

Capella hanya meringis ngilu merasakan sakit di bagian lutut. Untung hanya lututnya bukan kepalanya.

Sampai di depan sang adik. Leo lalu membantu Capella untuk bangun. Ia sedikit meringis saat melihat darah keluar dari lutut adiknya.

"Pelan-pelan bisakan? Lengan masih belum juga sembuh, sekarang lutut ikut luka" kata Leo ketus. Tapi di balik itu semua Capella tau Leo khawatir kepadanya, iblis memang beda jika khawatir. Jadi Capella hanya menganggukan kepalanya saja.

Dengan tiba-tiba Leo menggendong Capella dengan bridal style. Capella tersentak kaget.

"Kak Leo turunin, Aku masih bisa jalan" ucap Capella sambil memberontak di gendongan Leo.

"Husss... Diem nanti jatoh tambah parah lagi luka Lo!" kata Leo.

Pemandangan itu tidak luput dari pandangan para pekerja rumah. Hal tersebut menjadi pusat perhatian. Bahkan banyak pekerja rumah yang secara terang-terangan berbisik di depan mereka.

Leon yang berada di ruang keluarga terkejut saat tiba-tiba Leo datang dengan Capella yang berada di gendongannya.

"Capella Lo apain woy?!" teriak Leon. Ia panik saat melihat darah di lutut sang adik. Sementara Leo memutar matanya malas, ia menurunkan Capella di atas sofa.

"Ck biasa aja. Drama banget sih hidup Lo" kata Leo. Ia sebal dengan kakaknya yang mendramatisir keadaan.

Bi Tuti tiba-tiba datang membawa kotak P3K. Ia menatap nonanya sendu, akhir-akhir ini terlalu banyak kejadian tidak terduga. Akhir-akhir ini pula sang nona sering kali terluka.

ORENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang