20. Aneh

1.2K 142 20
                                    

Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.

Bukankah cinta datang tanpa permisi, tanpa tau tempat dan tau waktu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukankah cinta datang tanpa permisi, tanpa tau tempat dan tau waktu?

-Secret

~~~

Capella tertegun saat melihat orang di depannya itu. Terlihat seseorang yang menatap Capella dengan pandangan sulit diartikan.

Mata berwarna cokelat tua bersitatap dengan mata berwarna hitam. Mata yang mampu menyihirnya dengan tatapan tajam yang dimiliki. Sepertinya bukan hanya Capella yang hanyut dalam rasa keterkejutan atau rasa kekaguman itu.

Setelah berapa lama kemudian barulah mereka berdua sadar dengan apa yang mereka lakukan. Keduannya buru-buru mengalihkan pandangan mereka.

Bagaimana Capella bisa kagum melihat mata seseorang yang bahkan melihat dirinya mati di depan matanya tetap diam, tidak berkutik sama sekali. Bagaimana Capella bisa melupakan hal itu. Di dalam hatinya ia merutuki sikapnya barusan. Bisa-bisanya ia terbuai dengan salah satu tokoh fiksi di dunia novel ini.

"Ekhem" orang bermata hitam itu berdeham, berusaha menghilangkan kecanggungan yang tiba-tiba menyerang mereka.

"Kak Aries nyari Kak Leo dan lain-lain ya?" tanya Capella. Aries yang mendengar pertanyaan tidak bisa menahan tawanya. Bagaimana Aries tidak tertawa mendengar kata 'Kak leon dan lain-lain' mengapa penggunaan bahasa Capella terdengar tidak nyambung.

"Loh kok malah ketawa?" tanya Capella bertanya kembali. Apa ia membuat salah? Perasaannya ia hanya bertanya dimana letak lucunya.

Tiba-tiba saja tangan Capella ditarik mundur oleh seseorang. Lalu orang itu berdiri di depan Capella. Posisinya seperti ia ingin melindungi Capella dari Aries.

"Kak Ri-rigel" ucap Capella terbata karena terkejut dengan keberadaan Rigel yang secara tiba-tiba muncul. Rigel menatap Aries tajam. Aries menghentikan tawanya.

"Masih bisa ketawa?" tanya Rigel kepada Aries. Semenjak pertama kali ia bertemu Aries, ia jarang melihatnya tertawa. Hanya raut wajah datar yang selalu menghiasi wajah tampannya itu. Aries hanya menganggukan kepalanya saja sebagai jawaban atas pertanyaan Rigel.

"Lo kemana aja?" tanya Rigel kepada Aries.

Saat mendengar petanyaan Rigel kepada Aries, Capella baru menyadari satu hal. Hanya Aries yang tidak ikut menyalahkan dirinya kemarin bahkan Aries pun tidak memunculkan batang hidungnya sama sekali.

"Ada urusan" jawab Aries singkat. Entah mengapa Rigel agak kurang suka melihat Aries tertawa karena Capella. Ah... Ia harus mengenyahkan perasaan ini dengan segera.

"Ngapain Kak Ri-rigel ada disini?" tanya Capella entah mengapa jika ia mengingat nama Rigel ia agak gugup. Bagaimana tidak? Rigel adalah salah satu malaikat mautnya.

ORENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang