15. Percaya

1.2K 120 6
                                    

Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.

Bicara tentang rasa percaya memang selalu menyakitkan untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bicara tentang rasa percaya memang selalu menyakitkan untukku.

- Capella Auriga Wiryawan

~~~

Suara benda jatuh terdengar nyaring di kantin.

"Handphone!" teriak Capella reflek. Dengan santai orang yang menabraknya tadi malah menginjak handphone yang baru jatuh tersebut.

Carina yang mendengar suara teriakan sahabatnyapun berlari menghampirinya. Saat sampai di tempat sahabatnya, Carina malah terdiam. Mematung. Apalagi saat melihat handphone bersoft case warna kuning tergeletak di lantai, kemudian di atasnya sebuah sepatu bertengker indah. Emosinya seketika naik melihat hal tersebut.

"Handphone Gue!" teriak Carina emosi saat melihat handphone kesayangannya berada di bawah injakan seseorang.

Capella hanya memandang Carina dengan tatapan yang bersalah. Ia ceroboh dan kurang hati-hati. Carina yang memiliki suara cempreng, terlihat lucu, cantik, polos begitu marah, menakutkan.

"Nyari mati Lo Hah?!" ucap Carina kepada orang yang dengan sengaja menginjak handphonenya. Orang itu diam, ia salah sasaran.

"Sabar Carina" ucap Capella sambil mengelus-elus bahu Carina. Capella berusaha menenangkan emosi Carina terlebih dahulu.

"Gimana Gue bisa sabar Lo tau harga handphone itu mahal" ucap Carina. Carina lupa jika ia berasal dari keluarga De Lavega yang pastinya membeli handphone seperti itu lagi tidak akan merugikan mereka sama sekali.

"Lo sengajakan?!" teriak Carina kepada Danica. Danica hanya diam, ia tidak ingin mencemari namanya sendiri dengan bertingkah seperti Carina yang terus saja berteriak sedari tadi.

"Carina, biar Aku yang ganti handphone Kamu, kita pergi aja dari sini" kata Capella.

"Gak bisa gitu Capella" rengek Capella. Sambil menatap nanar ke arah handphonenya. Sekaya apapun dia tapi jika masalah barang itu tetap saja akan rumit urusannya. Karena setiap barang memiliki kesan tersendiri bagi pemiliknya.

Capella tidak menghiraukan rengekan Carinaa berjalan mendekat ke arah  Danica, lalu ia sedikit menyenggol bahu Danica. Hal itu membuat Danica oleng sehingga mundur beberapa langkah. Kesempatan itu dimanfaatkan Capella untuk mengambil handphone Carina yang awalnya diinjak oleh Danica.

"Sayangnya rencana Lo gak berhasil" bisik Capella dengan sinis, tepat di telinga Danica. Sebuah smirk muncul di wajahnya, walau hanya sekilas.

Bukankah sekarang waktunya ia melindungi dirinya?  Berusaha terlihat kuat agar tidak mudah ditindas. Beruntung Carina menjadi sahabatnya, walaupun Carina bar-bar tapi ia yang memberi tahu cara tepat untuk membela diri.

ORENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang