18. Hukuman

1.4K 153 5
                                    

Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.

Aku tahu dibalik rasa kecewanya masih tersimpan kasih sayang yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tahu dibalik rasa kecewanya masih tersimpan kasih sayang yang besar.

-Leonardo Keegan Nixon & Leoardo Keegan Nixon

~~~

Dengan rasa penasaran yang tinggi, Capella memberanikan diri untuk berjalan ke arah taman belakang rumah. Sampai terdengar suara teriakan.

"AKKKHHH!"

Teriakan  seseorang hinggap di telinga Capella. Ia tetap melangkah maju menuju taman belakang.

Sesampainya di sana ia terkejut para bodyguard berbaris rapih membentuk lingkaran. Di tengah-tengahnya terlihat Leo dan Leon yang sedang di pukuli oleh seseorang berbaju putih. Entah orang itu siapa Capella pun tidak mengenalnya.

Capella menutup mulutnya dengan tangannya saat melihat Leon berusaha bangkit dan menyerang lalu kembali terpental bahkan sudut bibirnya terlihat robek dan mengeluarkan darah. Kondisi Leo juga tak jauh berbeda dari kembarannya.

"STOP!" teriak Capella dengan keras. Ia berlari menghampiri si kembar. Bodyguard yang melihat nona mudanya berada di situ terkejut. Bukannya harusnya nona muda berada di dalam kamarnya tidak boleh melihat hal ini. Nyawa mereka dalam bahaya sekarang.

Capella berjongkok saat sampai di depan kakaknya. Bagaimana bisa para bodyguard diam saja melihat tuannya dipukuli oleh orang baju putih ini? Dimana letak kesetiaan mereka kepada tuannya.

"Kakak Gak papa?" tanya Capella. Capella ingin menangis ketika melihat wajah kedua kakaknya yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Tidak apa-apa. Kamu pergi dari sini ya biar Kakak selesaikan latihan Kakak" kata Leon dengan tenang, walaupun sedari awal ia harus menahan ringisannya demi membuat adiknya tidak khawatir kepadanya.

"Latihan apaan begini?! Yang ada kalian bisa mati, otaknya dipake!!" kata Capella marah. Capella tidak mengerti dimana otak kedua kakaknya itu sebenarnya. Tujuan latihan adalah agar bertambah handal tetapi jika membuat nyawa melayang percuma saja.

"Sekarang ikut Aku!!" ucap Capella sambil menarik keduanya. Keduanya hanya mengikuti saja dengan langkah lemas.

Para bodyguard hanya melihat kejadian itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Mereka merasa bahagia saat melihat hubungan tuan muda dan nonanya sudah membaik, tapi mereka juga sedih dan khawatir karena pasti mereka akan kena hukuman atau bahkan dipecat karena gagal menjalankan tugas.

Capella berpikir pasti ini perintah sang Ayah. Ia bingung dengan keluarga ini. Banyak sekali drama yang terjadi di dalamnya. Entah mengapa Capella malah merasa hidup di keluarga iblis. Mana ada ayah menyiksa anaknya seperti ini. Ditambah kakak membunuh adik sendiri. Mereka seperti tidak memiliki hati.

ORENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang