Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.Karena rasa manusia susah untuk di tebak.
- Capella Auriga Wiryawan
~~~
"Kebaikan hatinya. Dia orang paling baik yang pernah gue kenal tapi sayang hidupnya susah. Hebatnya dia tetep senyum tanpa beban" jawab Aries.
"Gak usah sok puitis, mau jadi buaya?!" ucap seseorang dengan ketus. Dengan kompak Aries dan Capella pun menengok ke belakang. Mereka terkejut saat melihat orang tersebut.
"Kak Rigel" gumam Capella kaget.
"Lebih buayaan mana sama orang yang udah punya tunangan tapi tetep pacaran sama perempuan lain" kata Aries datar. Rigel langsung diam membatu saat itu juga.
"Gue ngomong fakta" ucap Aries kembali. Ucapan Aries memang fakta tetapi fakta yang menyakitkan. Kenyataan memang selalu menyakitkan bukan?
"Ehem..." Capella berdeham menarik atensi dua orang tersebut.
"Aku masuk dulu Kak Rigel, kak Aries" ucap Capella. Capella beranjak dari duduknya melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah. Ia sudah terlalu malas melihat orang berdebat.
- - -
Waktu terlalu cepat berjalan sudah dua minggu dari kejadian malam itu terjadi. Percakapan tentang bunga baby breath menjadi jalan untuk Capella dekat dengan Aries. Bukan hanya dekat dengan Aries tetapi Rigel juga.
Perang dinginpun terjadi di antara dua petinggi geng escapio. Hal itu hanya terjadi bila berurusan dengan si gadis cantik nan manis, si bungsu keluarga Nixon atau malah putri tunggal keluarga Wiryawan.
Sementara si gadis terus menjalani hidupnya seperti biasa. Banyak teror yang ditujukan kepadanya tetapi tidak ada yang mengetahuinya. Mulai dari surat ancaman, kado berisi bangkai tikus, atau foto yang tertancap pisau dengan lumuran darah disekitarnya.
Apakah gadis itu takut? Iya ia takut bahkan jika ia ingin makan pun ia takut jika makanan tersebut di racuni, tetapi beruntungnya hal itu tidak terjadi. Gadis itu jadi meragukan kepintaran penjahat asli novel ini. Caranya sungguh aneh menurutnya, seperti menggertak dirinya untuk takut. Tetapi masalahnya kenapa hanya ia yang diserang? Pertanyaan yang belum menemukan jawaban.
Terpaan angin mengenai wajah cantik seorang, helai demi helai rambut melambai-labai mengundang banyak mata untuk melihat kecantikan sang pemilik. Daun-daun di atas pohon berguguran jatuh mengenai badan sang gadis. Ia mengangkat wajahnya lalu menutup buku yang sedari awal menjadi bacaannya.
Si gadis bangkit dari duduknya melangkahkan kakinya menyusuri koridor kelas. Banyak mata yang takjub atau malah memandangnya rendah. Suara bisikan-bisikan pun terdengar di telinganya. Tapi apa ia perduli? Tentu saja tidak. Untuk apa mendengarkan orang yang hanya bisa menyalahkan orang lain menganggap dirinya paling sempurna. Padahal tidak ada manusia yang sempurna didunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORENDA
Fantasy(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA. SETELAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SARAN) Bagaimana jadinya jika seorang gadis cupu masuk ke dalam tubuh si antagonis? Apakah ia akan tetap menjadi si tertindas atau malah berubah menjadi si penindas. Hal in...