11. Teman Satu Geng Si Kembar

1.4K 155 13
                                    

Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.

Entah aku yang terlalu terpaku hingga tidak sadar dengan perubahanmu atau kau memang bukan orang yang dulu aku kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah aku yang terlalu terpaku hingga tidak sadar dengan perubahanmu atau kau memang bukan orang yang dulu aku kenal.

-Secret

~~~

Mereka terus saja bercerita, padahal hanya hal-hal yang sepele tapi sangat bermakna bagi ketiganya. Apalagi mereka sebelum tidak pernah melakukan hal tersebut. Hingga akhirnya mereka tertidur karena kelelahan bercerita.

- - -

Mentari sudah menampakan diri cukup tinggi di langit. Tetapi seorang gadis masih setia menutup matanya, bergulung di dalam selimut tanpa terusik sama sekali dengan kehadiran cahaya sang mentari yang masuk lewat kaca jendela kamar.

Jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi saat ini, tapi Capella masih setia menutup matanya. Sementara itu Leon dan Leo malah sudah bangun dari jam tujuh pagi. Meskipun mereka masih mengantuk, tetapi mereka memaksakan diri untuk bangun dan pergi ke sekolah karena ada urusan yang harus diselesaikan.

Cklek...

Suara pintu terbuka, menggema di ruangan bernuansa merah maroon tersebut. Dua orang manusia masuk ke dalam kamar tersebut, mendekat ke arah ranjang tempat Capella terlelap.

"Dia belum sarapan, apa gak sebaiknya kita bangunin aja?" tanya Leon pada kembarannya.

Kalian tidak salah. Leo dan Leon memang sudah berangkat sekolah, tetapi jam delapan mereka sudah pulang kembali ke rumah. Hal ini terjadi karena mereka terkena skors dari pihak sekolah.

Ingat penyebab Capella terluka kemarin? Yah kasus tawuran itu diketahui oleh pihak sekolah. Meskipun mendapat toleransi agar mereka tidak dikeluarkan dari sekolah, tetapi mereka tetap harus dihukum agar tidak mencemari citra sekolah. Siapa perduli dengan hukuman yang diberikan? Mereka berdua malah terlihat senang karena tidak perlu mengikuti perlajaran di dalam kelas.

"Yaudah tinggal bangunin aja, ribet banget" jawab Leo ketus. Mendengar jawaban ketus dari kembarannya membuat Leon mendengus, tadi malam bersikap manis sekarang kembali lagi ke awal.

"Capella bangun, sarapan dulu" ucap Leon lembut sambil mengusap pelan rambut adiknya. Hal itu mampu mengusik mimpi Capella.

Mata indah itu membuka, mengerjab-ngerjab pelan menyesuaikan cahaya yang masuk. Capella hanya diam, berusaha mengumpulkan nyawanya.

"Jadi anak gadis kok bangunnya siang" cibir Leo.

"Kaya ibu-ibu tetangga aja sih Lo, lemes banget tuh mulut" kata Leon membalas cibiran Leon.

Capella bangkit dari tidurnya, melenggang pergi ke kamarnya sendiri. Kedua kakak beradik laki-laki itu memandang adiknya bingung.

"Capella marah tuh kayanya. Mulut Lo sih lemes banget" kata Leon kembali menyalahkan Leo.

ORENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang