23. Toko Buku

817 84 3
                                    

Happy Reading,
Jangan lupa Follow, Vote, Komen.

Mengapa setiap tingkahnya mengingatkanku padamu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengapa setiap tingkahnya mengingatkanku padamu?

-Nicholas Nixon

~~~

"Siapa juga yang baper" gumam Capella lirih. Tapi masih bisa di dengar oleh Rigel.

Tanpa mereka sadari mereka menjadi pusat perhatian siswa siswi yang ada di lapangan. Banyak yang syok dengan sikap Rigel kepada Capella. Tetapi ada tiga orang yang tidak senang dengan sikap Rigel kepada Capella. Mereka merasa cemburu dengan hal itu. Mereka merasa harusnya merekalah yang ada di posisi Rigel.

"Gantian" kata Rigel ketus.

Capella hanya mendengus pelan, melempar bola basket ke arah Rigel. Dengan napas yang masih memburu ia berjalan ke tepi lapangan lalu mendudukan dirinya di sana.

Dari kejauhan matanya memperhatikan setiap gerakan yang Rigel lakukan. Sungguh hatinya bisa goyah jika terus begini. Bagaimana tidak? Pemeran utama pria punya pesona yang sangat kuat. Namun tiba-tiba sebuah handuk putih menghalangi penglihatannya. Ia menengok ke arah tangan yang memegang handuk tersebut.

"Mau pinjem dulu?" tawar Aries. Capella menggelengkan kepalanya. Ia ingin mengeluh mengapa di dunia ini ia selalu terperangkap dengan orang-orang yang memiliki wajah tampan. Liat sekarang Aries tidak kalah menggoda dengan si pemeran utama kita.

"Woi! Sini latihan jangan pacaran mulu" teriak Rigel. Ingin rasanya Capella mencekik  Rigel saat ini, tapi ia masih sayang dengan nyawanya sendiri. Bukannya Rigel yang mati tapi malah ia yang mati duluan ditangan fans Rigel.

- - -

Waktu pulangpun tiba. Capella berjalan dengan lesu ke arah parkiran. Tenaganya sudah terkuras habis untuk bermain basket.

"Gitu aja lemes" ucap seseorang yang berjalan di sampingnya. Capella hanya mengelingkan mata malas. Kemana perginya Rigel yang cuek? Sekarang Rigel tidak jauh beda dengan tante-tante julid.

"Pulang?" tanya seorang siswa yang baru saja tiba di parkiran. Capella menganggukan kepalanya. Sungguh ia malas berbasa-basi, ia sudah kelelahan bermain basket.

"Sama Gue. Leo, Leon ada urusan sama guru" ucap Aries tanpa bantahan. Ya siswa yang baru saja tiba di parkiran adalah Aries.

"Bukannya Lo harus ngurusin dekor markas ya?" ucap Rigel dengan nada sinisnya. Berusaha mencegah Capella pulang dengan Aries.

"Lo bayar renov markas" ucap Aries membalas ucapan Rigel. Jika ia tidak bisa pulang bersama Capella berarti Rigel juga sama.

"Bayar? Lewat telpon aja beres" ucap Rigel sombong. Mereka saling memandang sengit satu sama lain. Capella memandang keduanya bergantian. Sebenarnya mereka ini kenapa? 

ORENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang