Enjoy the story~❤️
"Saya gak deket-deket Pak Wonwoo, pak. Lagian saya kalo ketemu sama dia juga bahasnya kerjaan, gak bahas yang lain."
"Saya tidak peduli itu. Yang saya mau, kamu jangan mendekati dia" - Pak Coups.
"Iya-iya. Oh iya, tadi Pak Ujang mau nanya soal asisten rumah tangga sama bapak."
"Mandi dulu, nanti baru kita temui Pak Ujang" - Pak Coups.
"Iya udah saya mandi dulu, bapak diem sini aja."
"Tunggu," Pak Coups nahan pintunya.
"Apalagi, pak?"
"Kalau bisa berdua, kenapa saya harus menunggu disini?" - Pak Coups.
"Loh loh, pak!!"
🫐🫐🫐
"Jadi, kapan anak bapak bisa menemui saya?" - Pak Coups.
"Mungkin minggu depan, pak" - Pak Ujang.
"Kenapa harus minggu depan? Hari ini saya senggang, lagipula rumah saya dan bapak kan tidak jauh" - Pak Coups.
"Baik, pak. Saya bilang ke anak saya untuk menemui bapak dan ibu hari ini," - Pak Ujang.
"Saya tunggu disini," - Pak Coups.
"Sekarang, pak?"
"Setelah sarapan," - Pak Coups.
"Baik, pak kalau begitu saya izin pulang dulu" - Pak Ujang.
"Tunggu, pak."
"Ya bu?" - Pak Ujang.
"Tadi saya masaknya kebanyakan, ini dibawa pulang ya buat sarapan istri sama anak bapak di rumah" gue senyum sambil ngasih paper bag.
"Aduh bu, saya" - Pak Ujang.
"Diterima aja, pak lagian kan gak baik buang-buang makanan."
"Terima kasih, bu. Saya pulang dulu," - Pak Ujang.
"Iya, pak" gue senyum.
"Nanti kalau Pak Ujang dan anaknya datang, minta dia untuk menemui saya di halaman belakang" - Pak Coups.
"Habisin dulu sarapannya, pak! Ish kan kebiasaan!"
Gue beresin piringnya sambil misuh-misuh. Emang kebiasaan! Padahal kan gue nyediain sarapannya udah sesuai sama porsi dia. Semalem juga dia makannya gak banyak.
Habis beres-beres dapur, gue bikin kopi sama teh. Gue juga bawa sedikit cemilan buat pelengkap. Gue bawa semuanya ke halaman belakang. Dia lagi duduk di gazebo sambil sibuk sama tabnya.
"Cuma ada keripik kiriman mama kemaren," gue duduk di sebelah dia.
"Pak Ujang dan anaknya belum datang?" Pak Coups matiin tabnya terus ditaroh.
"Belom, pak. Bapak segitu pengennya ya ketemu sama anaknya Pak Ujang?"
"Bukan begitu," - Pak Coups.
"Terus apa?"
"Permisi, pak, bu" - Pak Ujang.
"Kita pindah ke dalem aja, pak biar enak ngobrolnya" gue bawa nampannya lagi ke dalem.
"Disini saja, silakan duduk" - Pak Coups.
"Ini anaknya, pak?"
"Iya, bu. Namanya Siti," - Pak Ujang.
"Berapa umurnya?"
"Baru 20 tahun, bu" - Siti.
"Umurnya gak beda jauh sama saya," gue senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master - S. Coups
FanfictionApa, ma?! Dijodohin sama orang kayak dia?! BIG NO! ⚠️ Bahasa non baku