Enjoy the story~❤️
"Oh Pak Wonwoo, silakan masuk" - Pak Coups.
"Via, kamu kenapa ada di rumah Pak Coups?" - Pak Wonwoo.
"Oh saya."
"Silvia ini istri saya, bisa dilihat dari foto yang ada di belakang itu" - Pak Coups.
"Jadi kalian ini," - Pak Wonwoo.
"Iya, pak. Waktu bapak bilang suka ke saya itu sebenernya saya udah tunangan sama Pak Coups, makanya saya gak jawab pertanyaan bapak."
"Undangan yang ada di meja Dino," - Pak Wonwoo.
"Itu undangan pernikahan saya, pak. Saya sama Pak Coups ngundang bapak lewat Dino, tapi ternyata bapak gak dateng."
"Astaga," Pak Wonwoo ngusap wajahnya.
"Maaf, pak. Harusnya waktu itu saya langsung bilang sama bapak, bukannya diem aja."
"Saya yang salah, saya yang kurang peka" - Pak Wonwoo.
"Jadi, ada urusan apa bapak sampai datang kemari?" - Pak Coups.
"Ini, ada undangan untuk reuni sekolah bulan depan" Pak Wonwoo naroh undangan di meja.
"Reuni sekolah bapak dulu?"
"Iya, undangan ini diantar tadi pagi. Tapi karena Pak Coups tidak ada di kantor, jadi dititipkan kepada saya" - Pak Wonwoo.
"Oh gitu. Eh iya sampe lupa, bapak mau minum apa??"
"Tidak perlu, saya harus segera kembali ke kantor. Lalu Silvia," - Pak Wonwoo.
"Ya, pak?"
"Seungkwan dan Dokyeom mengundang kamu untuk makan siang di kantin besok," - Pak Wonwoo.
"Oh iya, pak. Makasih ya udah dikasih tau," gue senyum.
"Saya akan menjaga rahasia ini rapat-rapat," Pak Wonwoo senyum terus keluar dari rumah gue.
"Wah! Pak Wonwoo itu emang."
Chupp
"Ih! Main cium-cium aja!"
"Daripada saya harus mendengar kamu memuji laki-laki lain di depan saya," - Pak Coups.
"Cemburu ya?" Gue liatin dia sambil senyum-senyum.
"Saya tidak cemburu," - Pak Coups.
"Ayo ngaku! Cemburu kan? Liat tuh mukanya," gue ketawa.
"Saya hanya tidak suka kamu memuji laki-laki lain di depan saya," - Pak Coups.
"Itu cemburu namanya sayangku," gue nangkup dua pipi dia sambil senyum.
"Ayo," - Pak Coups.
"Kemana?"
"Ke ruang tengah, kamu mau duduk di sini terus?" - Pak Coups.
"Aku mau duduk di teras, tapi mau bikin teh dulu. Kamu mau kopi atau teh?"
"Saya ikut kamu ke dapur," - Pak Coups.
"Astaga, aku cuma sebentar" gue tinggalin dia ke dapur.
"Saya ikut untuk menjaga kamu," - Pak Coups.
"Duduk aja di situ, capek loh nanti."
"Hati-hati," - Pak Coups.
"Iya bapak sayang, awas aku mau nuang air panas."
"Biar saya saja, kamu duduk saja di situ. Ini air panas, bahaya. Kalau terkena tangan atau kaki kamu bisa melepuh," - Pak Coups.
"Iya bawel," gue senyum terus duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master - S. Coups
Fiksi PenggemarApa, ma?! Dijodohin sama orang kayak dia?! BIG NO! ⚠️ Bahasa non baku