25. Ujian, Pacaran, dan Setan

480 55 29
                                    

Hari ujian pun tiba. Raut tegang menghiasi setiap wajah mahasiswa yang akan segera menghadapi lembaran soal keramat, ditambah dengan kertas jawaban yang masih kosong. Kertas jawaban yang putih mulus itu justru nampak lebih mengerikan. Para peserta ujian sudah dibuat horor duluan dengan bayangan di kepala mereka, entah apa yang harus mereka tulis di sana.

Jam dinding yang terpasang di atas papan tulis putih menunjukkan pukul 07.58. Tinggal dua menit lagi, namun pengawas ujian belum juga tiba. Hari pertama yang menegangkan, jika pengawas datang terlambat, maka waktu ujian mereka pasti akan terpotong sekian menit. Ya, syukur-syukur kalau pengawasnya sadar diri dengan kerterlambatannya dan memberikan perpanjangan waktu sebagai ganti rugi. Namun, tetap saja hal seperti ini membuat waktu mereka menjadi berjalan sangat lambat. Para mahasiswa rela datang lebih awal agar mereka bisa beradaptasi dengan suasana. Belum lagi tingkah-tingkah panik orang-orang yang mengabarkan desas-desus kalau soal ujian yang keluar akan seperti ini atau seperti itu. Kenapa harus pagi ini sih? Harusnya dari kemarin-kemarin dong.

Hal yang biasa menjadi perkara dalam ujian akhir semester adalah masalah tempat duduk. Ya, karena posisi menentukan prestasi. Anak-anak Geng Kubah beruntung bahwa mereka berada dalam satu kelas yang sama. Tapi, karena mereka sudah mahasiswa semester 3, jadi mereka akan duduk berpasangan dengan mahasiswa semester 1. Memang demikianlah sistem ujian di kampus mereka.

Walaupun ini bukan ujian yang pertama kali, tetap saja New dan yang lainnya merasa takut dan khawatir. Belum lagi melihat reaksi-reaksi murung adik tingkat mereka. Ya ampun, kasihan sekali untuk mereka yang baru pertama kali merasakan ujian di perguruan tinggi. Pasti mereka belajar mati-matian.

Jika dipetakan, di rungan ujian ini terdapat 40 bangku. Setiap banjarnya terdapat 5 bangku berpasangan yang berbaris memanjang ke belakang, jadi totalnya 10 bangku. Menurut kesuluruhan jumlah bangku, jadi ada 4 banjar bangku yang berpasangan. Anak semester 3 duduk di sebelah kiri dan anak semester 1 duduk di sebelah kanan.

Posisi New tepat berada di tengah pada banjar kedua dari sebelah kiri, sedangkan Tay pada banjar ketiga. Jadi, mereka hanya dipisahkan oleh satu adik tingkat. Nicky duduk di belakang New, sedangkan Neen duduk di barisan kedua pada banjar bangku pertama dengan Mild yang ada di belakangnya. Merekalah yang paling dekat dengan meja pengawas. Posisi Fluke dapat dikatakan aman karena ia duduk di pojok kiri belakang. Namun, sialnya dirinya paling jauh dari jangkauan teman-temannya.

New memperhatikan lingkungan sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New memperhatikan lingkungan sekitar. Ia sudah siap dengan papan alas ujian dan alat tulisnya. Ia memeriksa keadaan Tay sebentar dari bangkunya sendiri.

"Tay, apa kamu baik-baik saja?"

Tay melirik balik pada New. Mimik mukanya datar. Entah apa yang ia pikirkan. "Mmm aku baik-baik aja. Cuma sedikit deg-degan."

New tersenyum tipis. "Kita pasti bisa melewati ujian ini." New hanya basa-basi, padahal setelah melihat tatapan Tay ia tahu kalau temannya itu seperti memberi isyarat 'Please... Tolong aku...' Namun, New mendiamkannya dulu. Ia belum bisa menebak apa yang terjadi nanti.

Balance of FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang