Part 39

14.4K 633 60
                                    

Seorang remaja laki-laki yang menginjak usia 18th itu nampak gagah dengan setelan jas yang dikenakannya, jangan lupakan raut wajahnya yang memandang jijik perempuan yang menatapnya menggoda.

Dia Aksa, aksara Gibran Pradipta lebih tepatnya. Saat ini ia sedang berada dikantor papanya raveer Pradipta. Ia akan membicarakan suatu hal penting menyangkut kehidupannya.

Ia memang sudah mengerti semuanya. Tentang kenapa papanya dulu ingin membunuhnya, dan bagaimana ia yang terlahir tanpa ikatan pernikahan antara ibu dan papanya. Ia sudah mengikhlaskan itu semua sebab ia hanya ingin ibunya tenang dengan ia yang tak memperpanjang masalah.

Sesampainya diruangan sang papa, tanpa aba-aba Aksa langsung membuka kasar pintu ruangannya menyebabkan bunyi yang begitu memekakkan telinga.

Brakkk.......

Raveer yang sedang membaca berkas terkejut, ia bersiap melemparkan cangkir kopi yang berada dimejanya. Namun setelah mendengar pekikan suara yang sangat dikenalnya, iapun mengurungkan niatnya.

"PAPA!" Pekik Aksa.

"Heyy! Kenapa teriak-teriak..... ngomong-ngomong tumben kesini, mau apa?" Tanya raveer menuntun Aksa agar mendudukkan dirinya terlebih dahulu. Sebab ia tau putranya ini sedang dalam mood buruk, terlihat dari wajahnya yang ditekuk dan bibirnya yang mengerucut kesal.

"Aksa sebenernya ngga suka ke kantor papa! Banyak nenek sihir!." Keluhnya membuat raveer tertawa.

"Hahah, lalu apa sebenarnya tujuanmu kemari, cepat katakan! 30 menit lagi papa akan mengadakan meeting penting." Katanya.

Buru-buru Aksa menghadapkan tubuhnya menghadap raveer. Duduknya ia tegapkan, jangan lupakan wajahnya yang ia pasang seserius mungkin.

"Aksa minta perusahaan papa 1 aja, boleh?" Tanyanya dengan nada polosnya. Seolah jika papanya tak memberikannya pun ia tak apa, ia bisa mengamuk pada Vito saja nanti hehe.

"Untuk apa?" Tanya raveer heran karena dulu saja saat ia membagikan saham kepadanya dan Vito, Aksa dengan tegas menolaknya dan tidak ingin pusing, sebab ia hanya ingin bekerja dengan Eca, jadi tetap tidak berjauhan dengannya.

"Aksa malu kerja sama Eca ih.....Aksa kan mau nikahin Eca, masa Aksa gajihnya aja dari Eca. ck, kesel." Ucapnya dengan nada manja.

"Baiklah, kalau begitu kamu kelola perusaan yang ada di kota.x tapi apa kamu siap dengan konsekuensinya?" Tanya raveer.

Aksa terdiam, perusahaan itu berbeda kota dengan kotanya saat ini. Yang itu berarti bahwa ia harus berjauhan dengan Eca, tapi bagaimana bisa. Ia tak mungkin bisa melakukannya.

Melihat putranya yang diam saja membuat raveer tau bahwa Aksa berat memberikan keputusan ini, namun ia juga harus meyakinkan keputusan Aksa agar tak menyesal nantinya.

"Pikirkan nanti saja, yang penting papa sudah memberimu tawaran, dan perusahaan itu satu-satunya yang terdekat dari kota ini, kamu masih bisa bolak-balik saat weekend nanti untuk kesini." Jelas raveer.

"AHA!!! Aksa punya ide! Gimana kalo papa aja yang disana, terus Aksa disini." Sahut Aksa dengan menaik turunkan alisnya seolah memberitahu bahwa idenya adalah jalan terbaik.

Raveer melotot, bagaimana bisa ia harus jauh dari istrinya, itu tidak mungkin dan tidak akan pernah terjadi.

"Eh! Enak aja! Kamu kan tau papa ngga bisa jauh dari mama!" Tolak raveer mutlak.

Aksa cemberut mendengar itu, ia berdiri kemudian menendang kaki raveer keras membuat raveer menahan nafasnya seketika karena merasa nyeri pada betisnya.
"Huuuu, payah. Ngga mau ngalah sama Aksa!" Ucapnya kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

ECHA MY COLD ANGEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang