Part 24

13.4K 640 12
                                    

Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Kini Aksa dan Eca sedang dalam perjalanan pulang ke markas untuk makan malam dengan yang lainnya juga.

Melihat didepannya ada supermarket, Eca langsung membelokkan mobilnya di supermarket tersebut, seperti biasa ia akan membawa banyak cemilan untuk yang ada dimarkas.

"Aksa mau eskrim 3 boleh?" Tanya Aksa, menatap Eca penuh binar.

"Satu aja." Jawab Eca cuek meski sebenarnya terselip makna perduli.

"Aksa mau 3 Eca please." Rengeknya lagi mencoba membujuk Eca dengan wajah memelasnya.

Mau tak mau Eca mengangguk ia merasa lelah sekarang, dan rengekan Aksa membuatnya cukup pusing jadi ia biarkan saja Aksa mengambil sesukanya.

Saat sedang dikasirpun Aksa membuat tingkah aneh dengan meminta beberapa camilan dipisahkan membuat Eca mengernyit heran meski ia tak melarangnya, karna mungkin saja ia minta dipisah agar tidak dimakan yang lainnya.

Setelah selesai dengan urusan kasir, keduanya melangkahkan kakinya keluar. Aksa dengan sedikit berlari menghampiri seorang ibu-ibu dengan kedua anaknya, mereka adalah pengepul barang bekas.

Sedari tadi sampai di supermarket, Aksa memandang mereka dengan mata berkaca-kaca, ia seakan melihat dirinya dulu saat dengan ibunya.

Eca yang melihat itupun hanya mengikuti Aksa, ia mendukung saja jika Aksa melakukan hal baik tapi pada orang yang memang tepat, bukan malah membalasnya dengan kejahatan karna Eca tak akan membiarkan itu terjadi meskipun terkadang ia yang jahat pada Aksa.

"Ibu....ibu...ini buat ibu sama adeknya...." Teriak Aksa dengan semangat.

Sang ibu pengepul barang bekas dan anaknya pun lantas langsung berdiri dari duduknya.

Aksa yang melihat itu langsung menyerahkan satu kantong kresek sedang berisi camilan kepada sang anak perempuan.

"Wah apa ini kak?" Tanyanya.

"Itu? Emm eskrim, terus apa ya, Aksa nggatau nama camilannya apa, tapi itu enak buat kamu ya sama kakak kamu ibu kamu juga boleh." Jelasnya dengan antusias.

"Benarkah? Wah akhirnya kak, akhirnya kita bisa makan eskrim yang ada di tv, yessss....." Pekik anak perempuan itu pada sang kakak yang dibalas senyum lembut olehnya.

"Nama kakak siapa?" Tanya si anak laki-laki.

"Namaku, emm aksa, aksara Gibran. Kenapa?"

"Semoga kakak diberi umur panjang serta kebahagiaan, suatu saat pandu bakal inget muka kakak kalo pandu sukses, pandu bakal bales ini semua. Iyakan Bu?" Katanya dengan tersenyum manis.

"Terimakasih nak, semoga kalian diberi kesehatan dan kebahagiaan." Kata sang ibu dengan mata berkaca-kaca.

"Aksa! Ayo pulang." Ajak Eca tiba-tiba.

"Yaudah Aksa pulang dulu ya buk, pandu, dan emm...."

"Elisa kak, namaku elisa!" Seru si anak perempuan dengan girang.

" Hehe oke kakak pulang dulu bye!!"
Pamit Aksa sambil berlalu dengan tangan yang merangkul pundak Eca.

"Terimakasih!!! Daaaahhh!!!" Pekik Elisa dan pandu.

(Terimakasih sudah menyaksikan sosial eksperimen kami tadi, semoga tindakan kami bisa memberi inspirasi bagi saudara-saudara.) 😭

Canda woy!!!

________
Beberapa menit berlalu....
Mobil yang ditumpangi keduanya pun sudah mulai memasuki pelataran markas, dengan segera Aksa membuka pintu mobil dan mendekati garasi. Ia akan makan dengan teman-temannya Yang ada dimarkas ini, maka dari itu ia sangat bersemangat.

Setelahnya ia dan Eca langsung masuk ke dalam tanpa mengucapkan apapun, bahkan Aksa yang biasanya masuk langsung teriak heboh pun kini fokus dengan beberapa kresek berisi camilan ditangannya.

Sesampainya diruang tamu ia melihat mereka sedang mengerubungi laptop, tidak! Tidak semua. Hanya Daniel Haidar Erick dan beberala anggota lainnya kecuali kenan, dan fernan mereka sedang fokus Mabar. Sedangkan Vito ada di kamarnya.

Eca tak memperdulikan lagi apa yang di lakukan para abangnya, ia segera berlalu kekamar meninggalkan Aksa yang menaruh camilan didapur lalu bergabung dengan yang lain dengan tangan yang memegang Snack.

Aksa melangkahkan kakinya ke arah rombongan Daniel yang mengerubungi 1 laptop, sebenarnya ia mau bergabung dengan fernan dan Keenan tapi takut mengganggu, jadi ia lebih baik ikut Daniel yang memang terdapat banyak orang, mungkin sekitar 8 orang.

Karena terlalu banyak yang menghalangi penglihatannya, Aksa pun menaiki kursi agar bisa melihat jelas apa yang ditonton para abangnya hingga mereka tak menyadari kedatangannya.

Sampai ketika ia melihat apa yang ditonton daniel, badannya terasa kaku. Gerakannya mengunyah Snack langsung terhenti, disana terpampang jelas seorang laki-laki yang sedang menjilati kelamin perempuan, itu membuat Aksa menelan ludahnya kasar.

Ih jorok banget, pepek buat pipis dijilat-jilat kaya eskrim. Batinnya

Meski ia merasa jijik tapi ia tak beranjak sedikitpun dari tempatnya. Adegan demi adegan terlewati, Aksa masih menonton dengan keringat yang membasahi tubuhnya terutama wajah.

Setelah hampir setengah jam, ia merasa pegal berdiri diatas kursi itu terus, ia pun turun dengan nafas memburu dan perasaan aneh dalam tubuhnya.

Ia langsung meletakkan Snack dimeja kemudian meminum air mineral. Ia melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju ke kamarnya dengan pikiran berkecamuk, seperti sedang apa mereka? Kenapa terlihat sangat kesakitan tapi tidak berhenti? So, seperti biasa jika laki-laki memikirkan yang tidak-tidak maka sesuatu dibawah sana akan bereaksi bukan?.

Membuka pintu kamar ia melihat Eca yang hanya menggunakan tangtop sedang terlelap, ia berjalan ke arah lemari untuk mengganti pakaiannya yang basah karena keringat tadi.

Setelahnya ia bergerak mengunci pintu lalu ikut merebahkan diri disamping Eca.

15 menit ia hanya diam tak melakukan apapun, tapi dalam otaknya adegan-adegan dilaptop itu terekam jelas membuatnya berputar-putar seperti kaset rusak.

Aksa merasakan pening luar biasa, dengan sesuatu uang berkedut dibawah sana, dengan segera ia bangkit lalu memasuki kamar mandi.

Berdiri didepan closet ia memandangi kejantanannya yang sudah berdiri kokoh untuk mengeluarkan sesuatu, tapi entah kenapa sudah 3 menit hanya seperti ini, tegang dan tak bisa buang air kecil, padahal rasanya seperti ingin buang air kecil.

Ah ia jadi ingat kata-kata Eca waktu dirumah sakit, bahwa kalau ia memikirkan hal-hal seperti yang dilihatnya dihandphone daniel, maka ia akan susah untuk buang air kecil, dan sekarang terbukti benar.

Merasa sia-sia hanya memandangi kejantanannya yang masih ereksi, ia langsung keluar dari kamar mandi lalu kembali merebahkan tubuhnya disamping Eca yang tidur membelakanginya. Ia pun berbaring sambil memeluk Eca dari belakang, tiba-tiba tubuhnya bergetar padahal sebelumnya saat memeluk Eca ia akan biasa saja, hanya merasakan hangat saja.

Lalu sekarang, saat kulitnya bersentuhan dengan kulit Eca, ia seperti merasakan panas dikejantanannya yang semakin berkedut bahkan ia merasakan bagian ujung penisnya mengeluarkan cairan percum saat kejantanannya bergesekan dengan belahan pantat Eca.

"A-aahh...." Akhirnya satu desahan lolos dari mulutnya.

Eca yang mendengarnya pun langsung membuka lebar matanya, sungguh ini seperti mimpi, ia merasa ada sesuatu yang panas bergesekan dengan belahan pantatnya membuatnya risih. Namun setelah mendengar suara desahan, ia langsung yakin bahwa ini bukan mimpi.

Eca langsung membalikkan badannya menghadap Aksa lalu menatapnya tajam.
"Ngapain?!" Tanyanya tajam.

Aksa menjilat bibirnya mencoba menahan takut dan gugup sekaligus.
Ia tak tahan dengan ini semua, rasanya ingin menangis sekali. Ia sungguh merasa tersiksa.

Matanya yang berkabut gairah mulai berkaca-kaca tak sanggup menahan sakit dikejantanannya.

"Hiks....sakittt.....titit Aksa kedut-kedut Eca....."


Next?



YAK, SEPERTI BIASA PEMIRSAH VOTE AND COMMENT DULU!!!!!

ECHA MY COLD ANGEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang