Part 3

28K 1.1K 12
                                    

Setelah mandi aksa memakai Hoodie yang diberikan eca untuk dipakainya, karena Eca bilang biar baju-baju yang dibawanya dicuci di laundry dulu biar bersih dan wangi semua, Aksapun hanya mengangguk saja yang penting penculik cantik ini tidak memukulnya apalagi sampai membunuhnya.

Semua sudah berkumpul di meja makan dengan posisi Vito berada di ujung kemudian dari samping kanannya ada gleo, fernan, Daniel, dan Keenan. Sedangkan disamping kiri ada Haidar dan yanuar, mereka belum memulai makan malamnya karena mereka menunggu princess mereka. Suara derap langkah kaki terdengar ditelinga ke7 pria tampan itu, mereka serempak menoleh karena langkah kaki itu terdengar lebih dari satu orang, dan ya! Mereka semua lupa akan kehadiran anak manja asing yang menyasar ke rumah ini dan berhasil mendapatkan perhatian dari sang princess.

Eca dan Aksa turun dengan Eca yang melangkah sambil bermain ponsel, sedangkan aksa? Seperti biasa dia memasang wajah sok serius dengan  sangat fokus berjalan dan menghitung menghitung langkah kakinya.

Setelah sampai pada anak tangga terakhir Aksa segera mengangkat kepalanya memperlihatkan wajahnya yang sudah lebih segar dan bersih dari tadi siang bahkan sekarang dia terlihat sangat cute dengan semburat merah yang ada di wajahnya hingga ke telinga.

Dia merasa malu pada semua orang yang ada di meja makan karena mereka semua menatap aksa dengan berbagai tatapan, Aksa memilih menundukkan kepalanya kembali dan memegang ujung baju belakang eca,
"Ecaaa....." Panggilnya lirih. Eca yang mendengarpun menengokkan kepalanya kebelakang, dengan mengangkat sebelah alisnya seolah bertkata apa. "Takutttt." Cicit aksa dengan mata berkaca-kaca apalagi melihat tatapan Vito seperti ingin mengajarnya saat itu juga.

Eca yang paham akan situasi segera memegang tangan aksa, mengarahkannya untuk duduk disampingnya mengabaikan ke7 abangnya yang menatapnya heran.
Yanuar tersenyum saat Eca duduk disampingnya, mengelus lembut kepala Eca kemudian mengecupnya "kenapa lama ca?" Tanya yanuar lembut. Eca menoleh tersenyum lembut pada Yanuar lalu mencium pipinya tanpa menjawab pertanyaannya, sementara Aksa sedari tadi hanya memperhatikan.

Selesai makan mereka berkumpul diruang tengah seperti biasa
"Aksa bakal tinggal sama gw bang." Pernyataan eca membuat mereka sangat tidak terima dengan keputusan eca.

"ENGGAK!" Jawab ke7 pemuda itu kompak. Bukan apa-apa pasalnya mereka tau yang dimaksud Eca tinggal dengannya itu hanya berdua di apartemennya, seperti malam biasa Eca hanya akan di rumah ini sampai jam 11 atau 12 lalu pulang ke apartnya. Hanya ketika ketiduran saja dia tidak akan pulang.

"Eca cuma ngasih tau, bukan ijin." Mutlak Eca.

Mereka hanya bisa menghela nafas kemudian Vito maju mendekati Eca, mengelus kepala gadis itu lembut,
"Tapi ca, dia laki-laki dan sudah remaja sayang. Mending kalo mau bantu dia, biar dia tinggal disini aja, kan kamar disini juga masih banyak yang nggak kepake kan?" Eca tidak menjawab dia hanya diam sambil menatap aksa yang duduk berjarak 1meter darinya terus menunduk sambil memainkan jarinya.

Tiba-tiba Daniel berseru pada Aksa,
"Woy cengeng Lo tau bokep kagak?!"
Serunya kencang sambil melempar botol Aqua yang sudah kosong kepada Aksa.

Yang lain melotot mendengar perkataan Daniel, sedangkan Aksa, dia hanya mengerutkan keningnya berfikir keras apa jawabannya, dia harus bisa menjawabnya agar dia tidak dianggap bodoh. Ah sudahlah dia menyerah mungkin beginilah IQ-nya yang memangrendah atau karena dia hanya sekolah sampai kelas 1 SMP saja.

Aksa menggelengkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca, "Ah payah bener Lo, sini mau nonton nggak? Biar Lo tau apa itu bokep." Ngawur Daniel yang semakin mendapatkan tatapan tajam dari mereka, terutama Eca.

"Bang danielll!!!" Tegur Eca, Eca tau otak Aksa masih sangat polos maka dari itu Eca buru-buru menarik tangan aksa keluar dari rumah itu dia akan pulang ke apartemennya, padahal waktu baru menunjukkan pukul 20.35.

"GW PULANGG!" teriaknya setelah masuk mobil meninggalkan para abangnya yang sedang mengumpati kepergiannya yang sangat terburu-buru itu, mereka takut terjadi sesuatu pada gadis itu. Sementara aksa dia tubuhnya kaku digerakkan merasakan bagaimana brutalnya Eca menyetir, beberapa menit kemudian mobil yang ditumpanginya dan Eca sampai di basement apartment yang terbilang cukup mewah didaerah itu.

Eca langsung turun diikuti Aksa di belakangnya yang berjalan dengan kaki selemas jelly, seakan kejadian tadi berpengaruh hebat padanya. Dadanya sesak sekarang dia dengan segera meraih tangan Eca tanpa yang berada didepannya sebelum naik lift.
Eca menoleh ke belakang merasa tangannya ditarik, kemudian melihat Aksa yang sepertinya susah bernafas, Eca dengan segera mendudukkan Aksa dan berlari ke basement dimana mobilnya terparkir.

5 menit kemudian dia sudah berada didepan Aksa yang makin susah bernafas dengan cepat dia memberikan inhaler pada Aksa, syukurlah pernapasannya membaik.
Aksa dengan segera memeluk eca dan menangis histeris "Jahat hiks Eca jahat banget hiks....Aksa jadi takut tadi...hiks.." katanya disela-sela tangisnya.

Eca yang menyadari kesalahannya pun membalas pelukan Aksa sambil mengelus punggung lelaki itu. Dirasa aksa sudah cukup tenang dia melepas pelukannya terlihat wajah Aksa begitu menggemaskan membuat Eca mengulum senyumnya.

"Ayo." ajak Eca agar mereka menaiki lift dan segera beristirahat.

Didalam lift Aksa memikirkan apakah dia akan tidur bersama Eca, dan akan menyusu pada Eca seperti tadi sore yang mereka lakukan. Tak dapat dipungkiri dia menginginkannya lagi, jujur saja payudara Eca lebih enak daripada ibunya karena punya Eca masih kencang dan besar meskipun sama dengan ibunya, yaitu sama-sama tak mengeluarkan ASI juga.

Sesampainya di apartment Eca bingung, dia tau Aksa tak bisa tidur sendiri dan harus menyusu, sementara dirinya terbiasa tidur hanya dengan menggunakan hotpants dan tangtop tanpa bh, maka dari itu para abangnya tak heran jika Eca selalu mengunci pintu kamarnya saat dia sedang tidur.

"Ehem... Aksa, Lo gue bikinin susu aja ya gausah nyusu ke gue, gimana?" Tawar Eca.

Aksa terlihat bingung meskipun dia ingin minum susu sebelum tidur sejak dulu tapi menyusu juga bisa menjadi kepekaannya bahwa orang yang menemaninya tidur tetap bersamanya.

"Aksa nggak tau Eca, Aksa takut nanti Eca tinggalin aksa." Jawab Aksa dengan mencicit sambil memainkan jari-jarinya.

Njir tau aja gue bakal pindah pas dia tidur. Batin eca

"Jadi maksud Lo gue harus nyusuin Lo sampe pagi, gitu?" Kesal Eca.

Aksa hanya menganggukkan kepalanya. Sedangkan Eca yang melihat itu hanya bisa menghela nafas pasrah, ini juga salahnya yang membantu Aksa, tapi sama saja dengan menyerahkan keperawanan payudaranya.

Bangsat kenapa jadi gini sih, ini sih sama aja gue kaya bitch. Batin eca frustasi

"Yaudah sekarang Lo rebahan aja dulu gw mau ganti baju." Suruh Eca yang diangguki dengan semangat oleh Aksa.



Jangan lupa vote and comment guys!

Thank you! Happy reading!

ECHA MY COLD ANGEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang