Part 9

19.1K 813 12
                                    

Perlahan mata itu mengerjap, kepalanya terasa sangat pusing. Beberapa saat terdiam, memikirkan apa yang telah terjadi. Setelah mengingatnya, matanya langsung membelalak.

"AKSA!" Teriaknya tanpa sadar membuat Vito yang sedari tadi memperhatikannya langsung berjengit kaget.

Vito segera mendekat dan mengelus kepala Eca "Hey ca, Aksa nggakpapa dia cuma butuh perawatan beberapa hari dirumah sakit buat mulihin lukanya." Jelasnya.

Eca yang mendengar itu menghembuskan nafas lega, setidaknya dia tidak membunuh aksa, pikirnya.
"Gue mau jenguk Aksa bang." Katanya.

"Iya nanti kita jenguk dia tapi makan dulu ya ini udah jam 5 sore kamu dari siang belum makan." Titahnya pada Eca.

"Gue makan disana aja." Jawab Eca kemudian bangkit untuk bersiap kerumah sakit.

_______
Dirumah sakit Aksa sendiri masih ditemani oleh gleo dan daniel, dengan Daniel yang tertidur di sofa setelah menghabiskan Snack yang gleo beli, lalu gleo yang sedang bermain game online.

"bang." Panggilnya pada gleo.

"Kenapa? Butuh sesuatu?" Tanya gleo sambil mendekati aksa.

"Mau duduk bang tapi sakit, perut Aksa sakit." Katanya lebih seperti rintihan.

"Nggapapa, nggausah gerak tinggal Abang teken tombol ini, jadi kayak duduk deh, nah kan udah enakan gini? " Jelasnya sambil menekan tombol samping brankar yang berfungsi untuk menaik turunkan bagian senderannya.

Aksa mengangguk sambil tersenyum "Makasih bang." Ucapnya.

"Iya, Lo mau makan bubur? Atau buah?" Tawar gleo agar Aksa memasukkan sedikit makanan kedalam perutnya.

"Enggak, Aksa mual bang. Nggak pengen makan." Jawabnya, yang dia inginkan sekarang hanya tidur! Dan itu berarti dia harus menyusu.

Memikirkan itu membuat mata Aksa berkaca-kaca. Eca sedang marah besar padanya, mungkin dia melakukan kesalahan, atau dia nakal hari ini. Bagaimana sekarang, dia sudah sangat ingin istirahat, tapi tidak ada Eca disini, ah sepertinya meskipun disini ada Eca dia tidak punya keberanian meski untuk menatap matanya saja.

Pintu ruang rawat terbuka, masuklah Vito dan, eca. Seketika wajah Aksa berubah lebih pucat dari tadi. Aksa bringsut memojokkan tubuhnya ke ujung brangkar disamping pojokkan dinding. "Enggak! Aksa nggak nakal lagi Eca, Aksa janji. Hiks jangan pukul Aksa lagi, ini masih sakit hiks... Tolong...sakitt...." Pekiknya membuat Eca membeku ditempat, Eca tak sanggup melanjutkan langkahnya.

Vito yang mengerti keadaan segera menyuruh gleo dan daniel untuk keluar melalui isyarat mata yang dipahami oleh keduanya.

"Ca...jelasin baik-baik ya, jangan kebawa emosi oke." pintanya pada Eca kemudian berjalan keluar meninggalkan keduanya.

Eca berjalan mendekati aksa yang memejamkan matanya sambil tetap terus menggumamkan permintaan pertolongannya.
"Aksa, sini." panggil Eca lembut.

Aksa menggeleng kuat dengan tetap memejamkan matanya sambil masih terisak. "Ibu....hiks...tolong....hiks sakitt .....jemput Aksa ibu...hiks....takutt....." Lirihnya yang membuat Eca mengepalkan tangannya. Eca tidak ingin jika sampai Aksa meninggalkannya seperti orangtuanya.

Eca mendekat mengabaikan teriakkan Aksa yang menyuruhnya menjauh dan pergi, kemudian dengan segera Eca memeluk Aksa.

"Sorry." Bisiknya lirih tepat ditelinga Aksa, seperti sihir. Aksa langsung menghentikan tangisnya meskipun masih sesenggukan.

Aksa membalas pelukan Eca erat "Jangan pukul Aksa lagi Eca hiks...sakit..." Kata Aksa lirih.

"Hmm, gue minta maaf." Jawabnya dengan datar meski dalam hati dia merasakan sesak saat melihat Aksa menangis.

"Udah makan?" Tanya Eca setelah melepaskan pelukannya dan membantu Aksa berbaring.

"Enggak. Aksa nggamau makan. Aksa mau bobo aja." Jawabnya sambil memejamkan mata mencoba menahan sakit disekujur tubuhnya.

Eca mengangguk kemudian berjalan menuju pintu. Aksa yang melihat itu mengira Eca akan keluar, dia hanya menghela nafas gusar sambil kembali memejamkan matanya.

Sementara Eca dia mengunci pintu dari dalam dan menutupnya dengan gorden lalu mengabari Vito untuk tidak usah kembali. Kemudian mengabari Nicole pula agar tidak ada yang mengganggunya di ruangan itu.

(NB: Rumah sakit ini punya Nicole ya guys jadi bebas lah buat Eca nglakuin apapun wkwk.)

Eca berjalan mendekati aksa yang sedang memejamkan matanya dengan bibirnya yang mengerucut membuat Eca terkekeh dalam hati. Eca tau tadi Aksa mengira ia akan meninggalkannya.

Berjalan menuju saklar lampu kemudian mematikannya. Seketika mata Aksa membelalak saat keadaan sekitarnya gelap.

"ECA!" Teriaknya.

"Shuuttt....gue disini, diem." Balas Eca pelan.

Aksa merasakan bagian samping brangkarnya bergerak spontan dia menggeser tubuhnya.

"Tidur!" Titah eca yang sudah berbaring disamping aksa.

......

Eca yang merasakan tak mendapat jawaban pun mengernyitkan keningnya. Kemudian menyalakan flash handphone nya. Yang ia dapati wajah Aksa sedang memandanginya dengan dahi yang diperban karena ulah aca.

"Kenapa?" Tanyanya dengan datar.

"Mau nen."cicit Aksa menundukkan kepalanya.

Tanpa menjawab Eca segera mematikan flashnya dan membuka kancing kemejanya. sebenarnya ia tidak nyaman tidur menggunakan pakaian sepeti ini karena sudah terbiasa tidur hanya menggunakan tangtop dan hotpants.

Membuka pengait bh yang terletak dipagian depan. Eca membuka seluruh pakaian bagian atasnya.
Lalu meraba pelan wajah Aksa, setelah mengetahui letak bibirnya ia segera menyodorkan putingnya. Sementara Aksa kebingungan sendiri, apa ini, pikirnya.

"Buka mulut Lo!" Titah eca yang dituruti Aksa. Setelahnya matanya membelalak kaget karena mulutnya tersumpal penuh oleh benda yang ia rasa tidak asing. Refleks Aksa menghisapnya kuat, karena sedari siang dia sudah menginginkan sepeti ini, ah dia tidak sabar untuk tidur sekarang.

"Ssshhhh pelan-pelan aja Aksa." Meski ini bukan pertama kalinya bagi Eca, tapi tetap saja ia belum terbiasa. Dia masih merasa risih dengan ini semua meski begitu tak dipungkiri dia juga merasa candu melakukannya, seperti ada sensasi yang berbeda.

(Sumpah author gatau. Cuman ngawur aja njir.)



Huwaaaaaa bedosa banget!!!

JANGAN LUPA VOTE!

ECHA MY COLD ANGEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang