Part 7

19.9K 932 3
                                    

Sudah setengah jam Eca tertidur disenderan gleo, perlahan matanya mengerjap, tapi ini bukan Eca! Ini aca mereka menyadari itu melalui bola mata Eca yang berubah menjadi warna abu-abu.

Mereka saling tatap "aca...." Panggil Daniel padanya.

Aca hanya menoleh kemudian memperhatikan mereka satu persatu, ada yang kurang disini. Dimana vito? Susah payah dia meminta Eca untuk mengambil alih tubuhnya karena dia merindukan Vito, setelah bangun dari tidurnya vito malah tidak ada.

"Mana bang Vito?!" Tanyanya kepada fernan.

"Sini ca duduk dulu, Vito lagi kekamar mandi." Jawab fernan, aca hanya mengangguk.

Setelah beberapa menit Vito kembali dari kamar mandi, begitu masuk dia terkejut mendapatkan pelukan dari Eca, dia belum tau kalau sekarang yang ada ditubuh Eca itu adalah aca.

"Kenapa ca?" Tanyanya sambil membalas pelukan aca.

"Bang Vito kangennn...." Rengeknya pada Vito.

Ah Vito tau sekarang kalau ini bukan Eca melainkan aca. Dari nada suaranya saja sudah bisa ditebak.

"Uh kangen ya sini-sini, mau apa?" Jawab Vito.

"Mau peluk aja ih." Ucap aca manja sambil terus memeluk erat vito.

"Sini ca, nanti kalo pulang sekolah. aca tau kan sekarang Eca lagi suka sama seseorang, kalo aca masih mau sama Abang sampe pulang, aca nggak boleh kasar sama dia ya." Jelas Vito pada Eca.

Eca mengerucutkan bibirnya kesal.
"Ngga janji ih soalnya aca ga suka ada yang ganggu aca." Omelnya.

"Pokoknya kalo aca nakal, Abang marah." Kata vito.

Dengan cepat aca melepas pelukannya dan menatap Vito dengan mata berkaca-kaca. "Kok gitu ish." Ucapnya dengan kaki yang dihentakkan.

"Udah sini bobo dulu, atau mau masuk kelas?" Tawar Vito mengalihkan pembicaraan karena tidak ingin membuat aca menangis.

"Enggak! Tadi kan aca abis bobo, aca juga nggak mau masuk kelas!" Tolaknya.

"Yaudah sini main game sama Abang." Ajak Vito yang diangguki aca dengan antusias.

_______
Sementara disisi lain Aksa sudah berbaring hampir 3 jam dari kedatangannya tadi pagi, dia memang bilang ingin tidur padahal itu hanya akal-akalannya agar tidak berdekatan dengan orang-orang disini.

Melihat jam, Eca akan pulang 4 jam lagi. Dia bosan, bangkit dari tempat tidur dia menuju balkon. Melihat pemandangan dibawah yang hanya menampakkan puluhan motor-motor besar yang terparkir dihalaman depan. Sepertinya sudah banyak orang di rumah ini.

Kruyukkkk.....

Aksa memandangi perutnya yang berbunyi, dia lapar sekarang, bagaimana ini! Dia takut keluar dari kamar menemui candra, orang yang dia tau. Tapi perutnya sudah merasakan perih, baiklah sepertinya dia akan melihat situasi diluar kamarnya.

Membuka pintu kamarnya, Aksa menyembulkan kepalanya melihat kekanan kekiri memastikan apakah rumah ini seramai apa yang ia pikir.

"Ngapain?" Tanya salah satu anggota yang membuat Aksa terkejut dan tak sengaja dahinya terantuk tembok.

"Aduh! Sshhh sakit." Pekiknya.

"Butuh sesuatu?" Tanya fajar salah satu anggota yang ditugasi oleh candra karna dia harus pergi menjemput adiknya, jadi dia menitipkan Aksa pada fajar. Tugasnya hanya mengecek keadaan Aksa meski hanya melintas didepan kamarnya.

Masih dengan hanya menyembulkan kepalanya Aksa menjawab "emm mau cari bang Candra."

"Candra lagi jemput adiknya, dia nitipin Lo ke gue. kalo Lo butuh sesuatu bilang aja." Jawab fajar.

"Aksa lapar." Cicit Aksa yang sudah  berdiri di depan fajar dengan memegangi perutnya.

"Ayo ke bawah. Kita makan bareng sama yang lain, tadi abis pada pesen pizza." Ajak fajar.

Mendengar kata pizza Aksa langsung mendongakkan kepalanya. Kemudian menundukkan kepalanya kembali.

"Tapi Aksa takut." Ujarnya.

"Kenapa? Takut apa?" Tanya fajar keheranan.

"Mereka nanti jahatin Aksa gimana?" Kata Aksa dengan menatap fajar takut-takut.

"Hahaha anjir ngga bakal lah udah yuk kita semua temen. Lo temen gue juga pokoknya temen gue temen Lo juga oke?! Udah yuk kita turun terus makan." Ajak fajar ramah.

"Beneran Aksa punya temen? mereka semua temen Aksa juga? Mereka ngga bakal ngatain Aksa anak haram kan bang?" Tanya Aksa semangat tapi kemudian melirihkan suaranya saat bertanya mereka tidak akan mengatainya anak haram.

Tersenyum kecil, ah fajar jadi sedikit tau bagaimana kehidupan Aksa sebelumnya.

"Mereka baik, Lo panggil mereka semua abang? Mereka juga ada yang seumuran kaya Lo deh kayaknya. Ah udahlah intinya disini nggak ada yang bakal jahatin Lo, jadi Lo ngga usah takut oke?! Kalo mau keluar dari kamar ya keluar aja." Jelas fajar pada Aksa yang di angguki antusias olehnya.

"Yaudah ayo makan." Ajaknya lagi.

Setelah turun ke bawah, Aksa sedikit malu, entahlah dia tidak terbiasa seperti ini, ramai.
Mengikuti fajar Aksa hanya diam saja dengan kepala menunduk dan tangan saling bertaut, seperti biasa kelakuannya jika merasa tidak nyaman dengan keadaan sekitarnya.

"Ini makan sepuasnya, kalo kurang ambil lagi itu dimeja banyak oke?! gausah malu ini semua punya kita, punya Lo juga." Kata fajar sambil menyodorkan 1 box pizza yang masih utuh pada Aksa.

"Makasih bang." Ujar Aksa dengan senyum manis sampai matanya tak terlihat.

Saat semua sedang asik makan, salah satu anggota yang ada disamping aksa menyalakan rokok, dia baru selesai makan. Mungkin dia tidak tau kalau Aksa mempunyai asma dan tidak boleh menghirup udara kotor apalagi asap rokok.

Aksa yang tak tau itupun hanya biasa saja setelah 3 menit kemudian dia merasakan dadanya sesak, membuatnya tersedak karna sedang makan. Fajar yang berada disampingnya segera memberinya minum, tetapi meskipun Aksa sudah minum namun dia tetap merasa sesak, nafasnya tersengal-sengal tangannya memukuli dadanya.

"Hah....hah....inhh...haalerhh....hahh...bangghhh...." Aksa berusaha sekuat tenaga meminta fajar mengambilkan inhalernya yang berada dikamar Eca.

"Hah inhaler? Dimana?Lo taroh dimana inhalernya kenapa ngga bilang kalo Lo ada asma anjing!" Fajar berteriak panik dengan cepat dia inisiatif berlari ke kamar Eca mencari inhaler Aksa yang mungkin tertinggal di kamarnya.

Mereka mencoba menenangkan aksa yang terus memukuli dadanya. Fajar kembali dari kamar Eca dengan membawa inhaler yang ia ambil diatas nakas tempat tidur.

"Ini, cepet!" Titahnya pada anggota lain yang berada didekat aksa.

Setelah sedikit tenang Aksa memejamkan matanya, mencoba menetralkan nafasnya.

"Ck. Udah sana istirahat aja. Nanti kalo laper lagi turun aja!" Titahnya pada Aksa. Aksa hanya mengangguk, merasa bersalah karna sudah mengganggu acara makan mereka sekaligus merepotkan mereka.

Setelah mengantarkan Aksa kekamarnya fajar kembali turun
"DENGER LO SEMUA, KALO ADA AKSA JANGAN ADA YANG NGROKOK DIDEKATNYA!." Perintahnya pada anggota lain yang diangguki mereka.

Jangan lupa Vote and comment !!!!!!

Happy reading guyss ❤️

ECHA MY COLD ANGEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang