•
•
Rasanya aku terperangkap dalam jebakanku sendiri
~Meccah Az-Zihra Azhar
•
•
"Temenin dulu," ucap Zizi sambil meremas kedua telapak tangannya untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Kedua alis Yuda tampak tertaut, seakan ia tidak paham dengan hal itu. Ah, tepatnya bukan tidak paham tapi merasa salah mendengar permintaan dari Zizi.
Bukannya wanita itu memberikan syarat agar mereka tidak terlalu dekat? Tetapi kenapa baru hari pertama saja, wanita itu malah mengatakan hal seperti itu?
Yuda yang mendengar hal itu tampak berpikir keras, sedangkan Zizi kembali memikirkan alasan yang tepat untuk mempertahankan agar suaminya tetap berada di sini.
"Ini keinginan baby," ucap Zizi sambil mengelus perut ratanya.
Yuda ingin tersenyum, tetapi ia tidak bisa melakukan hal itu. Ia takut Zizi akan kesal terhadap dirinya.
Jujur ia tidak akan menolak hal itu, dengan hati ia akan melakukannya. Walaupun bukan karen alasan tersebut, ia tetap dengan senang hati melakukannya.
"Aku ke dapur dulu untuk membereskan piring-piring kotor ini," mendengar hal itu Zizi menganggukkan kepalanya.
Cukup lama Yuda pergi untuk mencuci piring dan akhirnya Zizi turun kembali dari ranjangnya. Ia melihat pantulan dirinya dari cermin, ia memegang pipinya yang sedikit chubby.
"Kok aku selalu pengen terlihat cantik ya," ucap Zizi dalam kesendiriannya.
Ia melihat bagian bibirnya yang terlibat kering, dengan jemari lentiknya ia mengoleskan sedikit pelembab rasa strawberry di permukaan bibirnya.
"Nah, udah cantik total deh," gumamnya sambil tersenyum.
"Kok lama banget sih?" Zizi kembali menggerutu sambil melirik ke arah pintu yang sedari tadi ia tunggu kehadiran seseorang.
"Kenapa belum tidur?" terlihat rasa lega dari raut wajah Zizi karena kehadiran Yuda. Tapi ia malah kesal saat Yuda menanyakan hal seperti itu kepadanya.
"Kan nungguin kamu," ucap Zizi yang langsung beranjak ke arah ranjang dengan langkah lebarnya.
Saat Yuda hendak menuju ke arahnya, Zizi malah mengatakan sesuatu yang membuat Yuda kesal setengah mati.
"Nggak boleh tidur satu ranjang, nemeninnya itu kamu tidur di sofa aja," jelas Zizi dengan begitu santainya.
Menghela napas cukup kasar, Yuda langsung beranjak ke sofa dan merebahkan tubuhnya. Ia tidak mau membantah keinginan dari istrinya itu. Ia merasa sifat kalem yang dimiliki Zizi dulu langsung lenyap selama hamil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Muara Terakhir ✓(Lengkap)
SpiritualGenre: Romance-Spiritual {story 3} spin-off: Alhamdulillah, Dia Makmumku. Note: judul sebelumnya Takdir Pelengkap Imanku ____________________________________________________ Seandainya ada pilihan untuk ke muara yang lainnya, ia tidak ingin tertaha...