Epilog

5.5K 330 21
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata banyak cara Allah untuk menyatukan hambanya, walaupun untuk menjadi yang kedua

~Meccah Az-Zihra Azhar

"Pagi Arumi, udah wangi banget nih. Mau ke mana anak papa?" Tanya Yuda sambil mengelus pipi Arumi.

Saat ini Arumi sudah berumur dua bulan. Selama itu juga, Yuda dan Zizi selalu berbagi tugas untuk menjaga Arumi. Rencananya bulan depan Zizi sudah mulai kembali bekerja, oleh sebab itu mereka memutuskan untuk memperkerjakan baby sitter. Tetapi, walaupun menggunakan jasa baby sitter semuanya tidak lepas dari pengawasan Hanum nantinya.

Sebenarnya Hanum ingin dia saja yang menjaga Arumi, tetapi hal itu ditolak keras oleh Zizi. Ia tidak ingin melihat bundanya sampai kelelahan. Apalagi Arumi yang sedikit manja, terkadang ia mau di gendong sebelum tidur. Hal itu tidak mungkin membuat Zizi membiarkan Hanum melakukan hal itu. Jadi, ia memutuskan untuk mengantarkan Arumi ke rumah Hanum dan baby sitter nya langsung menunggu di sana melalui pengawasan Hanum, sang nenek.

Yuda dan Zizi bukannya tidak percaya dengan jasa baby sitter, tetapi kalau ada Hanum rasa khawatir itu tidak terlalu berlebihan. Hanya itu, ada yang mengawasi Arumi dan cukup membuat mereka tenang yang terkadang seharian harus meninggalkan Arumi nantinya.

"Mas, mandi dulu jangan cium-cium Arumi kayak gitu. Pasti iler mas nempel tuh di muka Arumi," mendengar hal itu membuat Yuda tersenyum jahil.

Ia sangat suka membuat Zizi kesal, apalagi menyangkut Arumi. Zizi sangat posesif terhadap Arumi, padahal ia sudah mencuci muka waktu subuh tadi. Cuma tidur sebentar setelah subuh tadi, dan ia yakin tidak mungkin ada iler.

"Arumi suka kok, nih lihat dia senyum-senyum sama papanya," balas Yuda.

Apa yang dikatakannya itu benar adanya, Arumi tersenyum yang dapat memperlihatkan sedikit lesung pipi yang dimilikinya, persis seperti Yuda.

Arumi memiliki lesung pipi, tetapi belum terlalu jelas. Hal itu sudah turunan dari Yuda, yang memiliki lesung pipi. Siapapun yang melihat lesung pipi Arumi, membuat mereka ingin menciumnya.

Zizi sudah berada di samping Arumi, ia ikut tersenyum melihat interaksi Yuda dan Arumi. Sebenarnya, Zizi tidak tega meninggalkan Arumi yang baru dua bulan. Tetapi, bagaimanapun ia harus menjalani tuntutan dalam pekerjaannya.

Bukan Muara Terakhir ✓(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang