BMT - 02

5.4K 386 49
                                        

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita memiliki masa yang benar-benar merubah diri kita sendiri, ingin menjadi apa kita sebenarnya?

~Muhammad Yuda

"Terima kasih, kalian sudah menyempatkan waktu hari ini. Pokoknya aku bahagia banget, karena kalian semua bisa hadir," ungkap Amel.

Mereka semua hanya menanggapinya dengan senyuman hangat. Setelah semua selesai, akhirnya mereka memisahkan diri untuk ke tujuan masing-masing.

"Lo mau gue antar?" Tanya Yuda ketika melihat Ayana membetulkan posisi Rain dalam gendongannya yang tertidur pulas sedari tadi.

"Nggak usah, nanti lo jauh-jauh muter. Gue udah pesan taksi kok," mendengar hal itu Yuda hanya mengangguk paham, karena istrinya juga sudah menunggunya di rumah sakit untuk dijemput.

"Hati-hati," ucap Yuda sambil memberikan kecupan di kening Rain.

Sekarang Ayana sedang menunggu taksi yang telah di pesannya, tetapi tidak berselang lama ada sebuah mobil berhenti di depannya. "Mau saya antar?" bukannya menjawab malahan Ayana diam membatu di posisinya.

Setelah beberapa tahun lamanya ia kembali mendengar suara itu. "Nggak usah pak, saya sudah memesan taksi," jawab Ayana sambil mengalihkan pandangannya ke arah Rain yang sedikit terusik.

"Sama saya saja, kasihan anak kamu dan lihat hujan sebentar lagi juga bakalan turun," bujuk Dhaffi.

Ya, laki-laki yang mengajak Ayana pulang itu adalah Dhaffi. Sebenarnya ia tidak ingin memberikan tumpangan ke Ayana, sebab ia tahu kecanggungan akan menyelimuti mereka. Tetapi, hati kecilnya tidak tega melihat gadis kecil yang berada dalam gendongan Ayana tersebut.

Saat Ayana ingin menolak, benar saja hujan seketika turun dengan begitu deras. Sedangkan Dhaffi secara refleks langsung berlari ke mobilnya dan kembali ke Ayana dengan membawa sebuah payung.

"Ayo," ucap Dhaffi dan langsung memayungi Ayana untuk masuk ke dalam mobil.

"Bapak nggak bawa baju ganti? lihat kemeja bapak basah semua," ucap Ayana tanpa mengalihkan tatapannya dari Rain yang mulai terusik dari tidurnya.

"Ini masih ada kaos di dalamnya, udah dibatalin pesanan taksi nya?"

"Sudah, pak," jawab Ayana.

Bukan Muara Terakhir ✓(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang