BMT - 16

3.5K 289 36
                                    

Bagaimana menghindari semua ini? Karena hanya keyakinan lah yang membawa kita bahwa semua ini sudah menjadi ketetapan-Nya.

~Meccah Az-Zihra Azhar

Dret...dret...dret.

Pikiran Yuda seketika buyar dari sosok wanita itu, siapa lagi kalau bukan Zizi. Ia langsung melihat ponselnya dan ia kaget mendapatkan panggilan malam-malam seperti ini dari Bi Naroh, asisten rumah tangganya. Kemarin ia sudah menyuruh asistennya memeriksa Irene ke rumah, asistennya mengatakan bahwa Irene baik-baik saja, dan sampai saat ini ia juga belum pulang ke rumahnya. Hanya kabar itu yang bisa ia jadikan sikap tenang memikirkan istrinya, tanpa melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Yuda langsung menjauhi tempat itu. "Assalamualaikum, pak," sangat jelas suara wanita paruh bayah itu menjelaskan kepanikannya.

"Waalaikumsalam. Kenapa, bi?" Tanya Yuda dengan tidak sabaran dan tidak kalah paniknya.

"Pak, ibu dilarikan ke rumah sakit," mendengar hal itu rasanya tubuh Yuda benar-benar terasa begitu lemas dan detak jantungnya semakin bertalu di dadanya.

"Rumah sakit mana?" Tanya Yuda dengan melangkahkan kakinya segera keluar dari ruangan itu.

"Rumah sakit Cipta, pak," jawab wanita itu.

"Oke, saya segera ke sana," setelah mengatakan itu Yuda langsung mengakhiri panggilan tersebut.

Langkahnya begitu tergesa-gesa, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan Irene saat ini. Pikirannya benar-benar kacau dan ia berusaha berpikiran tidak terlalu panik. Setelah sampai di dalam mobil ia langsung memacu kecepatan mobilnya  begitu tinggi.

*****

Saat ini Yuda sudah berada di rumah sakit Cipta, tempat Irene di rawat. Ia langsung menuju ke ruangan yang sempat ia tanyakan ke bagian resepsionis. Ia tidak menghiraukan lagi bagaimana pandangan orang-orang di sekitarnya, yang melihat dirinya seperti orang putus asa dengan segala keegoisan yang membuatnya bungkam untuk tidak pulang ke rumah.

Saat ini Yuda sudah sampai di depan sebuah ruangan ICU. "Bi, bagaimana keadaan Irene?" Mendengar hal itu bi Naroh hanya memberikan tatapan yang begitu sulit diartikan.

"Dokter belum keluar dari tadi pak dan sepertinya dokter itu sudah tahu apa yang terjadi dengan ibu," mendengar hal itu Yuda benar-benar bingung, apa sebenarnya yang tidak ia ketahui selama ini?

"Maksudnya, dokter sudah mengerti dengan semua keadaan yang terjadi pada istri saya?" Tanya Yuda memastikan semuanya kembali.

Bi Naroh menganggukkan kepalanya dengan penuh keyakinan, kemudian ia mulai menceritakan apa yang ia tangkap dari gerak-gerik mereka.

Singkat cerita Satpam di rumah majikannya ini membawa Irene langsung menuju ke rumah sakit, sesampainya di sini ia dapat melihat dokter yang menangani Irene sangat mengetahui apa yang terjadi apa pada wanita itu. Hal itu sangat jelas ketika dokter langsung memberikan tindakan untuk majikannya.

Yuda menghela napasnya dengan gusar dan ia berpikir keras, apakah ini yang ditutupi Irene selama ini dari dirinya? Kalau memang benar, kenapa ia bisa selalai ini dengan istrinya?

Bukan Muara Terakhir ✓(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang