Selamat membaca ...
***
Dua hari sudah berlalu, setelah kejadian tempo hari. Kini Ibel sedang duduk dibangku taman, menunggu kehadiran Tira, dan geng Augloas kecuali, Nata. Saat Ibel dengan memainkan kakinya, mengayunkan kakinya, Tira dan lainnya datang dan langsung duduk disamping Ibel.
"Ada apa sih Bel?" tanya Zaki.
"Jadi, gue mau minta tolong sama kalian untuk pergokkin Felicia saat bersama Arsa temen sekelas gue."
"Anak baru itu?" tanya Roy.
Ibel menganggukan kepalanya, lalu menoleh kepada Tira, "lo Tir, temenin gue pulang kerumah. Nanti kita susul mereka."
"Emang ada apa sebenernya?" tanya Jino.
"Felicia dan Arsa udah bikin Nata salah paham sama gue dan sekarang gue mau, hari ini juga Felicia dan Arsa ketangkap basah dan mengakui semuanya didepan Nata," ucap Ibel menatap kosong kedepan.
"Yaudah, kita langsung ikutin mereka berdua aja ya," ucap Roy lalu pergi diikuti oleh Jino dan Zaki.
Sedangkan sekarang, hanya ada Ibel dan Tira. Tira menatap sekilas Ibel yang menatap kedepan kosong.
"Lo kenapa sih? Lo suka sama Nata?"
Ibel menoleh kearah Tira, menatap Tira sinis, "bukan waktunya mengungkapkan rasa dihati, ini waktunya gue bikin si Felicia itu kapok atas perbuatannya."
"Iya sih bener, apa yang udah dilakuin itu keterlaluan banget. Merusak hubungan orang," ucap Tira sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Ibel bangun dari duduknya, merapihkan roknya yang sedikit berantakan. Sama dengan Tira yang melihat Ibel berdiri Ia pun berdiri, memakai tasnya lalu mengikuti arah kaki Ibel.
•••
Sekarang ini, Ibel dan Tira sedang berada dikamar Ibel. Ibel sudah mengganti bajunya, sama dengan Tira yang mengganti baju seragamnya dengan baju Ibel.
"Tir, tanya Roy, mereka lagi dimana," ucap Ibel yang sedang menatap dirinya dari kaca rias.
Tira mengagumkan kepalanya, lalu langsung ngechat Roy. Beberapa menit kemudian, pesan dari Roy masuk menunjukan suatu alamat.
"Jalan kencana, dekat taman bermain," ucap Tira, "ini dikirim sharelock sama Roy."
"Oh, yaudah bentar. Gue mau kekamar mama dulu, lo tunggu sini aja," ucap Ibel lalu pergi.
Kini, Ibel sudah nerada didepan kamar mamanya. Ibel menjulurkan tangannya untuk mengetuk pintu namun, hal itu Ia urungi, "nanti didalam gue nanyanya bagaimana nih," lirih Ibel.
Ibel menggelengkan kepalanya, lalu langsung mengetuk pintu, "Mah, ini Ibel. Boleh masuk?"
"Masuk sayang."
Ibel memegang knop pintu, membuka perlahan pintu. Melihat mamanya yang sedang duduk didepan kaca rias, Ibel tersenyum singkat lalu mendudukan dirinya di depan kaki mamanya.
"Mah, boleh nanya?"
"Boleh dong."
"Hm ... Nata kemarin-kemarin ada bicara tentang pertunangan gak?" tanya Ibel.
Mama Ibel langsung menoleh ke putrinya, menatap putrinya lekat, "enggak tuh, emang kenapa?" tanya Mama Ibel.
Ibel menggelengkan kepalanya, tersenyum singkat, "enggak ada apa-apa kok Mah, yaudah Ibel ijin ya mau pergi sama Tira," ucap Ibel lalu mencium tangan mamanya.
"Iya sayang hati-hati."
Ibel berjalan kearah pintu, menutup pintu rapat laku bersandar ditembok sambil memegangin dadanya, "huft ... untung Nata gak bener-bener," ucap Ibel lalu melanjutkan jalannya.
Ibel membuka kamarnya, melihat Tira yang sedang rebahan diatas kasurnya. Tira yang melihat Ibel masuk kamar langsung bangun dan membereskan rambutnya yang sedikit berambakan.
"Udah?"
"Udah, yuk," jawab Ibel sambil mengambil kunci mobilnya.
•••
Kini Ibel dan Tira sudah berada di taman. Mereka terus mencari keberadaan Roy, Jino dan Zaki. Sampai akhirnya mereka melihat tiga pria yang menggunakan seragam satu sekolahnya, mereka segera menghampiri orang itu dan ternyata benar itu adalah Roy, Jino dan Zaki.
"Bagaimana?" tanya Ibel.
"Udah rapi semuanya, nih semua buktinya udah kerekam disini," ucap Jino sambil menenteng-nenteng handphone nya.
"Terus ini ngelabrak nya kapan? Gereget gue," tanya Zaki.
"Bentar, lihat tuh, mereka berdua pengen balik. Kalian cari tempat, biar gue aja yang ketemu sama Felicia dan Arsa," ucap Ibel.
Tira, Roy, Jino dan Zaki segera mencari tempat aman dan sekali gua mencari tempat agar bisa melihat aksi Ibel. Saat Felicia dan Arsa semakin mendekati gerbang, Ibel sengaja berjalan tanpa melihat mereka berdua sehingga menubruk Felicia yang sedang fokus pada ponselnya.
Arsa yang melihat Ibel di hadapannya terlihat sangat kaget, lain dengan Felicia yang menatap Ibel sengit.
"Hai Ibel, apa kabar? Semoga hati nya tetap baik-baik aja ya," ucap Felicia.
Ibel tersenyum miring, menggelengkan kepalanya melihat tingkah Felicia yang terlihat seperti orang tak waras, "hati gue baik-baik aja, karena Nata bentar lagi pun akan baikan sama gue."
"Gak mungkin!" ucap Felicia dengan tawa bikinannya.
Ibel menepuk tangannya, lalu keluarlah keempat temannya. Hal itu membuat Felicia dan Arsa terkejut.
"Apa-apaan ini?" tanya Felicia.
Zaki membuka rekaman Felicia dan Arsa, memperlihatkan kepada Felicia dan Arsa akan hal yang tadi mereka bicarakan. Arsa menggelengkan kepalanya, menatap Ibel lekat.
"Bel, dengerin penjelasan gue dulu," ucap Arsa.
"Apa, jelasin di depan teman-teman gue yuk. Sekalian kalau perlu lo berdua jelasin semuanya ke Nata," ucap Ibel sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Gue bakalan akuin semuanya ke Nata, tapi gue mohon jangan sebar vidio itu," ucap Arsa.
"Siapa yang mau nyebar ini? Kalau vidio ini kesebar sama aja gue nyebar rahasia gue sendiri," batin Ibel.
"Eh, jangan gila lo Sa. Gak, gue gak bakalan mau ngakuin ini ke Nata," ucap Felicia kekeh pada pendiriannya.
Tira bedecak kesal melihat Felicia yang tak ingin sekali kalah, "hei ... gue mau nanya nih sama lo. Dimana sih otak lo?" tanya Tira.
Felicia membulatkan matanya menatap Tira sengit, "gak usah, ikut-ikutan lo."
"Kenapa? Masih aja ya engkrek, nih satu kali klik pun vidio bakalan kesebar dan lo bakalan jadi bahan hujatan disekolah," ucap Tira.
"Bahkan bukan hanya di sekolah kita, tapi berita ini bisa sampai di sekolah tetangga," sambung Roy.
Tira menganggukan kepalanya, tersenyum puas kearah Felicia. Ibel yang mendengar itu seperti teman-teman nya pun akan membuat nya dihujat, Ibel segera meredakan semuanya dengan tenang.
"Udah-udah. Sa, lo harus bener-bener buktiin ucapan lo. Besok gue tunggu lo di taman belakang sekolah," ucap Ibel, "oh iya, kalau perlu bawa tuh temen lo yang gak punya malu buat menghadap ke Nata."
Setelah mengatakan itu, Ibel melenggang pergi dan diikutin oleh keempat temannya. Meninggalkan Felicia dan Arsa yang sedang tegang-tegangnya menunggu hari esok.
***
Hai bagaimana part ini? Komen ya!Semangat buat baca part-part selanjutnya 😽
Salam,
Zahra Zainal

KAMU SEDANG MEMBACA
SATNATA
Fiksi Remaja⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ 🚫NO MAKSA🚫 Ini kisah yang penuh dengan drama, tokoh utama dicerita ini adalah ketua dari geng terkenal. Ia dipertemukan dengan musuhnya, seorang gadis cantik untuk hal yang tak sewajarnya. Mereka berpacaran dengan paksaan yai...