kita lanjut

311 287 371
                                    

Happy reading, janlup votenya:"

***

Bel istirahat telah berbunyi 3 menit yang lalu, Tira terus saja mencari keberadaan Ibel yang tiba-tiba menghilang. Tira sudah menelpon Ibel hampir 5 kali namun, hasilnya nihil karena Ia baru sadar jika hpnya Ibel berada didalam tas.

Dilain tempat, seorang gadis sedang menatap pandangan didepannya, danau indah yang masih sangat terawat. Ia tak memperdulikan lagi ocehan pria dibelakangnya, malas berdebat untuk saat ini.

"Gue gak mau putus!" ucap Nata sekian kalinya.

"Cape ya ngomong sama orang yang udah ilang otaknya, gak pernah mikir," pekik Ibel.

"Bel gue mohon."

Ibel menoleh kearah Nata, baru kali ini pria dihadapannya memohon padanya.

"Lo kalah taruhan atau lo kalah balapan? Jawab gue Nat."

Nata menggelengkan kepala masih enggan menjawab.

"Jawab Nat, biar gue yang selesai," pinta Ibel, "liat gue, ini bukan Nata, musuh abadi yang gue kenal."

"Gue kalah balapan dan taruhan, gue dapat dua pilihan antara harus jadiin lo pacar atau gue harus bayarin temen-temen gue keliling Eropa," ucap Nata bercerita.

Ibel menarik nafas, "kan lo kaya, ya ajak aja mereka jalan-jalan keliling Eropa selama 2 hari entar juga seneng."

"Enak aja yang kaya orang tua gue, bukan guenya," ucap Nata tajam dan hanya dijawab anggukan oleh Ibel.

"Jadi harus bagaimana?" tanya Ibel.

"Kita lanjut, cuman satu bulan."

Ibel menimang-nimang memikirkan hal itu dengan matang, "oke, deal sebulan," ucap Ibel sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat kepada Nata.

•••
Nata balik kekelas dengan wajah kusut namun, hatinya sangat rapi. Entah kenapa Nata ingin sekali tersenyum puas, memperlihatkan kepada seluruh semesta bahwa dirinya sangat bahagia saat ini. Nata tak memperdulikan sahabat-sahabatnya yang tengah sibuk merokok dan membicarakannya, toh bahan perbicaraannya aja sangat tak berguna.

"Didalam wajahnya yang kusut terdapat senyum yang merekah dihati," ledek Jino.

"Didalam hati yang bahagia ada setitik penderitaan disana," susul Zaki.

Roy dengan tega memukul kepala Zaki, "bego, menderita kenapa dia?"

"Menderita karena menyukai wanita yang tak menyukainya," ucap Zaki mengundang gelak tawa kedua sahabatnya.

Namun, ucapan Zaki tadi membuat Nata tersadar. Apakah benar Ia menyukai Ibel? Tidak, ini tidak boleh terjadi. Karena, hubungan yang Ia jalani ini hanyalah tantangan dan tak memakai hati.

•••
Ibel berjalan kearah kantin, saat tadi Ia selesai bertemu Nata dirinya memutuskan untuk segera menyusul Tira namun, sayangnya tidak ada Tira dikantin. Yang ada hanyalah tatapan tajam dari para cewe-cewe yang berada dikantin.

Ibel merasa risih dengan tatapan-tatapan tersebut, hingga akhirnya Ia memutuskan untuk kembali ke kelasnya namun, baru saja ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba ada suatu cekalan dibahunya. Ibel ditarik dan satu tamparan mendarat di pipi Ibel. Gadis itu menajamkan pandangannya, Felicia, gadis gila yang sangat menyukai Nata. sekarang Ibel tahu, Apa alasan gadis itu menamparnya.

"Jauhin Nata!" ucap Felicia.

"Ck! Untuk apa gue jauhin Nata? Lo Iri atau lo mau bersaing sama gue," ucap Ibel tanpa takut.

"Berani lo ya!" kini tangan Felicia terangkat seperti ingin kembali menampar Ibel.

Dengan cepat Ibel menahan tangan Felicia dan membuang dengan kasar tangan gadis di hadapannya.

"Cara main lo sampah juga ya," ucap Ibel meremehkan.

"Jaga ucapan lo!"

Plak !

Bagai tersambar petir, tangan Felicia salah mendarat. Bukannya menampar Ibel dirinya malah menampar Nata yang berada tepat di depan Ibel. Felicia gelagapan, bingung harus melakukan apa.

"Aduh, Nata maafin aku. Sumpah aku gak sengaja, ini semua gara-gara dia," ucap Felicia sambil menunjuk Ibel.

"Gak terbalik?" pertanyaan singkat dari Nata begitu menyelekit bagi Felicia.

Felicia menautkan jari-jarinya, Ia menunduk, "Nata maaf."

Nata berdecak, "mending lo pergi jauh-jauh dari gue dan Ibel."

"Oh iya, satu lagi. Buang harapan lo itu!"

Nata tak lagi memperdulikan Felicia dan isakan tangisnya, Ia segera menarik Ibel untuk ikut dengannya.

•••
Nata terus menarik Ibel hingga kesudut sekolah, Ibel menatap Nata sengit.

"Kenapa berantem sih! Alay tau gak?" tanya Nata.

"Siapa yang berantem? Yang ada si Felicia nya tuh yang ngajakin ngebacot!" jawab Ibel kesal.

"Ya gak usah lo ladenin sih, biasanya juga kalau dia ngebacot cuman lo tinggal gitu aja," ucap Nata masih tak abis pikir.

"Lo gak tau apa-apa Nat," tutur Ibel sambil menoel kepala Nata, "dia nampar gue!"

Nata terdiam, matanya terus menatap pipi putih milik Ibel. Pipi kiri itu terlihat lebih merah dari pada pipi kanannya. Nata menangkup pipi Ibel, jaraknya sangat dekat hingga Nata dapat manik hitam milik Ibel.

Plak !

Ibel tidak suka jika Nata melakukan hal seperti tadi, Ibel sudah kesal dan kini Nata menambahnya kesal.

"Aduh, kenapa lo pukul gue?" tanya Nata sambil mengelus bahunya.

"Lo ngapain megang-megang pipi gue," ucap Ibel sambil memegangi kedua pipinya.

Nata kembali menatap Ibel, "emang kenapa? Sebagai pacar yang baik gue khawatir dong denger lo ditampar."

"Gak usah lebay!" ucap Ibel lalu mendorong tubuh Nata untuk memberinya jalan.

Nata menautkan alisnya, bingung mengapa wanita suka sekali marah-marah.

___________________________

Bagaimana part ini? Siapa yang kesel sama felicia? Yok angkat tangannya🙌😢

Eh btw tadi aku mau kasih cast Nata sama Ibel versi luar, tapi sayangnya wifi dirumahku lemot bnget gak bisa ngunduh:) ya jadi nggak di upload deh.

Tunggu part selanjutnya ya, InsyaAllah aku bakalan taruh foto mereka.

See you, jangan lupa support aku muach:*

Salam,

Zahra Zainal


SATNATA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang