puncak

12 0 0
                                    

Happy reading

***

Seminggu telah berlalu, kini mereka berenam sedang berada dalam perjalanan menuju kepuncak. Mereka menumpangi hanya dengan 1 mobil, bersempit-sempitan didalam mobil. Saat diperjalanan, Zaki terus saja bernyangi-nyayi membuat teman-temannya pun ikut bernyanyi.

"Naik-naik kepuncak gunung, tinggu-tinggi sekali ... kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara ... a ... a."

"Balon ku ada lima dor! Rupa-rupanya warnanya dor! Hijau kuning kelabu dor!," ibel terdiam seperti berpikir sesuatu, "lanjutannya apa lagi ya dor?" tanya Ibel kepada Tira.

"Lo kenapa ngeganti-ganti lirik sih munah! Dor nya cuman sekali lo malah berkali-kali."

Ibel menggaruk tengkunya, lalu menyengir kuda, "ya maaf."

Tak terasa, kini mereka sudah memasuki gerbang Villa milik Nata. Hingga akhirnya mobil itu berhenti pas didepan pintu villa itu. Nata keluar lebih dulu dan disusul oleh teman-teman nya, Nata menoleh kanan kiri, seperti mencari seseorang, hingga akhirnya ada 3 orang keluar dari halaman samping Villa. Sepasang suami istri dan seorang anak gadis.

Nata tersenyum ke 3 orang itu, lalu pria tua itu langsung membukakan pintu villa dan mempersilahkan semuanya untuk masuk. Villa itu sangat bersih dan rapi, terdapat 3 kamar didalamnya.

Ketiga orang itu masuk dan membawakan koper dari Ibel dan Tira dan membawa tas milik Roy, Jino dan juga Zaki. Sedangkan Nata Ia tak membawa apapun karena semua barangnya pun sudah berada dikamarnya.

Nata mengantar teman-teman kekamar mereka. Ibel satu kamar dengan Tira, Zaki satu kamar dengan Jino dan Nata meminta untuk satu kamar dengan Roy.

Mereka merapihkan barangnya, sama dengan Ibel dan Tira yang sedang sibuk mengatur semua barang mereka. Mulai dari baju hingga makeup mereka. Setelah selesai, Ibel merebahkan badannya, menatap Tira yang sibuk mesisir rambutnya.

"Bel lo laper gak sih? Gue laper nih udah siang," ucap Tira.

Ibel bangun dan mendudukan badannya, "iya nih, dapur yuk. Masak mie instan aja," ajak Ibel.

Tira menoleh kebelakang dan tersenyum singkat kepada Ibel, "otak lo bener-bener berfungsi banget Bel, yaudah yuk," ucap Tira, menaruh sisir nya dan langsung menggandeng Ibel keluar kamar.

Mereka keluar kamar berjalan  kearah dapur dan mereka melihat Jino dan Zaki yang sedang makan dengan layaknya. Ibel dan Tira semakin mendekat pada Jino dan Zaki menatapnya dengan aneh.

"Ini siapa yang masak?" tanya Ibel.

Jino menoleh dan langsung menunjuk gadis yang berdiri didepan kompor, "tuh."

Ibel mengangguk lalu mendudukan bokongnya disalah satu bangku, begitu pun dengan Tira yang langsung duduk di samping Ibel.

"Nata sama Roy kemana sih?" tanya Ibel.

"Gak tau," jawab Zaki seraya menyuap nasi kedalam mulutnya.

Setelah itu, Ibel dan Tira pun menyendok nasi dan lauk. Memakannya dengan lahap, rencana ingin memakan mie instan tergantikan oleh sedapnya masakan si gadis cantik anak penunggu villa itu.

•••

Saat ini Nata dan Roy sedang berada didalam kamar, mereka berdua sedang berbicara tentang apa tanda nya jika seseorang jatuh cinta. Nata yang sibuk dengan laptopnya dan Roy sedang duduk memainkan ponselnya.

"Disini itu tertulis, tanda seseorang sedang jatuh cinta. Ingin mengenalmu lebih dekat, saat kamu menyukai seseorang, rasanya sangat ingin mempelajari segala hal tentangnya. Dia memperhatikan media sosialmu. Selalu mencari alasan untuk mengirim pesan. Dia sering mengajakmu mengobrol. Dia tertawa untuk semua lelucon buatanmu. Perhatikan bahasa tubuhnya," ucap Nata sambil membacakan artikel yang didapat dari salah satu sumber.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SATNATA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang