putus

15 1 0
                                    

Assalamualaikum guys, welcome jangan lupa vote and comennya ya 😽

Selamat membaca ...

****
Siang ini, Ibel dan Tira sedang berada dikantin. Mereka memilih untuk pisah meja dari geng Augloas dari pada nantinya banyak perkara.

Saat Ibel sedang makan, Ia tersedak. Namun, ada satu tangan yang menjulurkan sebuah botol air mineral. Ibel mendongakkan kepalanya melihat siapa orang yang yang memberikan botol itu, ternyata itu adalah Arsa.

Arsa mengelus pucuk rambut Ibel singkat lalu pergi. Sedangkan Ibel langsung menoleh kearah Nata yang langsung membuang pandangan dari dirinya.

Ibel segera membuka chat ponselnya, setelah beberapa menit Ia langsung bergegas pergi.

"Mau kemana?" tanya Tira.

"Bentar ya," jawab Ibel lalu pergi.

•••

Kini, Ibel sedang duduk dibangku taman belakang sekolah. Ibel menunggu seseorang datang, Nata, orang itu adalah Nata. Ibel tidak mau jika kesalah pahaman ini membawa dirinya dan Nata menjadi jauh.

Ibel memainkan jari-jarinya, hingga suara langkah kaki pun terdengar. Ibel menoleh dan tersenyum kepada Nata. Lain dengan  Nata yang dingin, menatapnya sangat datar.

"Nata jadi ...."

"To the point!" ucap Nata tanpa menoleh kearah Ibel.

"Jangan potong ucapan gue, dengerin dulu penjelasan gue," ucap Ibel menatap Nata dalam.

"Apa yang mau dijelasin? Hubungan lo sama si Arsa itu?"

Ibel menggelengkan kepalanya, mencoba untuk membuat Nata ingin mendengarnya.

"Bukan itu Nat," lirih Ibel.

"Apa Bel? Lo udah bikin gue kecewa, saat hati gue semakin ingin menerima lo. Tapi, lo malah pergi dan memilih yang lain."

Air mata Ibel runtuh, menahan rasa sakit dihatinya, "bukan lo doang, hati gue malah udah milih lo. Gue jatuh cinta sama lo, gue sayang sama lo. Tapi apa, lo salah paham sama gue. Lo itu egois, lo berpikir cuman dari satu arah tanpa melihat dari arah lainnya."

Nata menggelengkan kepalanya, "lo itu bohong, lo yang egois!"

"Nata, lo salah paham. Apa lo gak pikiran bagaimana perasaan gue? Apa gak ingin denger penjelasan dari gue?" tanya Ibel.

"Gue gak mau mendengar penjelasan lo, mulai sekarang kita putus dan gue bakalan batalin semua pertunangan yang udah berjalan," ucap Nata, melepas cincin ditangannya lalu membuangnya sembarangan.

Ibel yang melihat hanya bisa mengeluarkan air matanya, tangisnya benar-benar pecah kali ini. Ia hanya bisa terduduk lemas, melihat kepergian Nata yang tak ingin lagi mendengar penjelasan apa yang akan Ia katakan.

•••

Kini, senyum licik seorang Felicia sangat terlihat jelas. Visinya sudah berjalan lancar, sedangkan Arsa hanya menghela napas, kasihan melihat Ibel.

Saat Arsa ingin berjalan menuju Ibel, ber niatan untuk menenangkan Ibel tiba-tiba saja, Felicia menahannya.

"Mau ngapain lo?" tanya Felicia.

"Udah ya, lo gak kasihan sama si Ibel. Lihat tuh, ulah lo."

"Wah," ucap Felicia sambil bertepuk tangan, "lo suka sama dia?"

"Mau suka ataupun enggak, itu bukan urusan lo. Mulai sekarang, gue gak bakalan mau bantu lo lagi," ucap Arsa lalu berjalan kearah Ibel.

Arsa berjalan sangat lambat, pelan-pelan menghampiri Ibel yang masih menangis. Arsa tahu, dirinya salah, Arsa tahu apa yang dia lakukan adalah perbuatan pengecut. Tapi, ini semua sudah terlanjur dan tak bisa diputar kembali.

Arsa menarik napasnya gusar, berdiri dibelakang Ibel mencoba agar menyesuaikan. Ia berjalan kesamping dan menepuk bahu Ibel, membuat Ibel mendongakkan kepalanya. Menatapnya tajam. Dimata Ibel penuh dengan amarah, dimata Ibel penuh kebencian saat menatap Arsa.

"Mau apa lo? Udah puas lo bikin gue hancur?" tanya Ibel emosi.

"Bel, gue bisa jelasin,"

"Gak perlu ada yang dijelasin lagi. Gue udah tau semuanya, lo kerja sama kan sama Felicia? Bilang sama si Felicia kalau semua yang dia lakuin ini bakalan terkuak dengan cepat!" ucap Ibel lalu pergi meninggalkan Arsa yang mematung.

•••

Kini, Ibel sudah berada depan kelas. Sedari tadi, Arsa terus mengikutinya. Ibel berlari kearah bangkunya, mengambil tasnya.

"Mau kemana?" tanya Tira.

"Gue mau pindah tempat duduk."

Saat Ibel kembali berjalan, tangannya ditahan oleh Arsa. Ibel menoleh kearah Arsa uang menatapnya lekat.

"Dengerin penjelasan gue dulu," ucap Arsa.

"Apa yang perlu dijelasin? Kalau lo mau jelasin, jelasin ini semua ke Nata bukan ke gue," ucap Ibel, membuang kasar tangan Arsa lalu kembali berjalan.

Ibel berjalan  kearah meja Caca, berniat bergantian tempat duduk dengan Selfi, teman satu meja Caca.

"Fi, gue duduk sama Caca dulu ya untuk beberapa hari. Lo duduk sama Tira," ucap Ibel.

Selfi menganggukan kepalanya, berdiri sambil menenteng tasnya, "yaudah, tuh."

Ibel tersenyum, lalu duduk disamping Caca dengan gusar. Sedangkan Caca yang melihat bingung dengan tingkah Ibel.

"Lo kenapa Bel?" tanya Caca.

"Ada orang yang buat masalah besar sama gue!" ucap Ibel tajam lalu bangun, berlari keluar kelas.

****
Hai, bagaimana seru gak part ini? Komen ya!

Semangat buat baca part-part selanjutnya and terus jaga kesehatan semuanya.

Salam,

Zahra Zainal

SATNATA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang