Prolog

1.6K 238 41
                                    

_Jakarta, 08 Agustus 2021_

Di sebuah rumah mewah berlantai dua. Pada salah satu kamar tidak ada penerangan lampu sama sekali di dalamnya. Suasana malam hari yang awalnya tenang, secara mendadak berubah drastis. Hujan turun dengan lebat, hembusan angin begitu kuat. Beberapa ranting dari pohon yang tumbuh di luar memukul kencang jendela di lantai kamar dua.

Seorang pemuda tertidur begitu lelapnya di balik selimut tebal miliknya. Karena berisiknya suara di lantai dua tadi, dia pun terbangun.

"Berisik banget sih!" geram pemuda itu sambil mengusap kasar wajah tampannya.

Posisinya saat ini setengah duduk dan masih berada di atas kasur. Ia melirik sekilas bayangan hitam dari arah jendela kamar menuju lemari kaca pakaian.

Rasa penasaran membuat pemuda itu beranjak dari atas tempat tidur. Perlahan ia mendekati bayangan hitam yang masih setia di lemari.

Suara langkah kaki miliknya terasa menggema. Cahaya kecil dari luar membuat pandangannya ternganggu. Sialnya, dia tidak sempat menyalakan saklar lampu kamar.

Bayangan tersebut menoleh dan menampakkan wajah seram dengan senyum lebar sampai ke telinga setelah jaraknya dan pemuda itu sangat dekat.

Rasa takut mencengkram jiwanya. Dia ingin berteriask, seakan bibirnya tertutup rapat bagai di lem. Seluruh tubuh terasa kaku.

"KAU HARUS MENCARI KETUJUH ORANG TERPILIH LAINNYA!" Suara bayangan hitam sangat menggema menusuk gendang telinga sang pemuda. Dan pandangan mata pemuda itu perlahan menggelap.

"AAHHH!"

Ternyata pemuda itu tengah bermimpi buruk. Peluh keringat membasahi wajah serta pakaian tidurnya. Wajah pucat pasi dan tenggorokan terasa amat kering. Deru napas beradu cepat seakan oksigen berlomba-lomba untuk masuk ke dalam paru-paru.

Dia ketakutan. Hampir setiap hari mimpi buruk itu datang menghampiri dirinya saat tertidur pulas.

"Kenapa mimpi itu terasa nyata?" gumam pemuda itu.

__________________08___________________

E.I.G.H.T [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang