Chapter 16 Perlawanan

595 140 16
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight adalah murni milik saya!
.
.
.
.
.

Fajri dan Farhan sudah terlebih dahulu tiba. Di sana mereka berjalan mengendap-endap agar tak menimbulkan suara.

"Gimana sekarang?" tanya Farhan.

"Hmm ... kita tunggu Bang Rick sama lainnya datang saja," jawab Fajri memberikan saran.

Saat ini keduanya tidak bisa berpikir jernih. Pemandangan di depan saja sudah membuat merinding, bagaimana tidak. Shandy yang telah dirasuki oleh Mbak Kunti sangat menyeramkan.

Mereka hanya bisa menunggu sampai bantuan datang. Namun, jika keadaan malah lebih parah, mau tak mau mereka harus bertindak cepat. Waktu sangatlah berharga.

"Hihihi ... ayo kemari Dilla. Kakak sudah ada di sini," bujuk Mbak Kunti di dalam tubuh Shandy.

Suara Mbak Kunti membuat suasana menegang. Dilla semakin mempererat pegangan pada lengan kiri Gilang. Gilang tetap berusaha sekuat tenaga untuk melindungi Dilla.

"Tidak! Kamu bukan kakak ku!"

"Hihihi ... kalau kamu tak mau, maka aku akan memaksa," ucap Mbak Kunti menyeringai sangat lebar.

"Langkahi dulu gue, setan bangsat!" seru Gilang.

Mbak Kunti aka Shandy berlari cepat menuju ke arah mereka. Gilang merentangkan kedua tangan lebar.

Jarak semakin menipis. Mbak Kunti menggerakan tangan kiri pelan, tetapi efeknya sebuah hembusan angin besar menyerang mereka.

Gilang membalikan badan, lalu memeluk tubuh Dilla erat. Terpaan angin mulai sedikit demi sedikit mendorong dirinya.

Sebelum Mbak Kunti menyentuh punggung Gilang, seseorang telah menghalangi. "Hentikan Shandy!"

__08__

Di lain tempat, tepatnya ruang musik. Ketiga pemuda masih berada di dalam ruangan.

"Fiki! Zweitson! Kalian baik-baik saja kan?" tanya Ricky menghampiri adik kelasnya.

"Bang Rick, syukurlah loe datang," ucap Fiki menghela napas lega.

"Kami gapapa kok Bang," jawab Zweitson tersenyum tipis.

Ricky tersenyum lega. Dia mengacak kedua rambut junior nya sayang. Pandangan Ricky teralihkan dengan suara piano.

Sosok seorang hantu cewek memakai dress putih sedengkul. Ada noda darah di mulut serta pakaiannya.

"Kamu siapa?" tanya Ricky mencoba berkomunikasi.

"Saya Ummi. Tolong saya!" jawab hantu bernama Ummi. Tatapan matanya terlihat sangat sedih.

Ricky tertegun. Hantu Ummi melayang mendekati dirinya. Ricky dapat merasakan ada sesuatu hal yang membuat Ummi belum tenang.

"Kamu mau minta tolong apa?" tanya Ricky.

"Adik saya, Dilla. Saat ini nyawanya dalam bahaya," jawab hantu Ummi.

Zweitson merekam semua percakapan antara Ricky dengan hantu Ummi. Zweitson juga dapat merasakan sedih di hati.

E.I.G.H.T [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang