Chapter 14 Fakta

640 147 17
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight adalah murni milik saya!
.
.
.
.
.

Semenjak kejadian di kantin sekolah. Fiki dan Zweitson akhirnya bergabung dengan pemilik kemampuan khusus. Mereka juga masuk ke dalam grup bernama 'Masyun'.

Ricky termenung menatap pemandangan di luar jendela. Saat ini tidak ada pelajaran dikarenakan para guru sedang rapat.

Fenly pergi ke perpustakaan mencari refrensi tugas Bahasa Indonesia membuat cerpen. Fajri dan Farhan memilih untuk ke bermain basket di lapangan.

"Hmm... berarti gue sudah mengumpulkan kedelapan orang. Lalu apa yang harus gue lakukan selanjutnya?"

Tiba-tiba Ricky teringat dengan kejadian di kantin sekolah, di mana Fenly mendapat sebuah penglihatan tentang ruang musik.

"Gue harus ke kelas Zweitson sama Fiki. Pasti mereka tahu sesuatu."

Ricky beranjak pergi menuju kelas X-3 tempat Zweitson dan Fiki berada. Beberapa orang yang dilewati menyapa Ricky, di balas Ricky dengan senyum tipis. Di belakang Ricky sudah terdapat dua siswi mimisan.

Lima menit berlalu, Ricky sudah sampai di depan kelas X-3. Dia bertanya pada salah satu siswi.

"Ehmm dek, kamu tahu Zweitson sama Fiki di mana?" tanya Ricky sopan.

Adik kelas bernama Rania atau biasa dipanggil Nia terdiam. Nia menatap wajah Ricky penuh kagum.

"Dek, halo."

Ricky melambaikan tangan tepat di muka. Nia langsung tersadar dari pesona lelaki di depan.

"Ah iya Kak. Zweitson sama Fiki biasanya sih pergi ke gedung seberang," jawab Nia gugup.

"Terima kasih ya, Nia."

Hanya satu tepukan di pundak Nia membuat hatinya meleleh. Pesona Ricky mungkin akan tersimpan indah di hati.

Ricky langsung pergi menuju gedung seberang. Firasatnya mengatakan ada yang tidak beres. Tak sengaja Ricky melihat hantu Key berlari lalu belok ke kiri.

"Key ... mau kemana dia?"

__08__

Gilang dan Shandy tengah berada di atap sekolah. Kejadian lima hari yang lalu tak membuat mereka trauma.

"Jadi, gue pas itu kesurupan Mbak Kunti di sini," Shandy duduk di salah satu bangku.

"Hmm ...," gumam Gilang.

Hembusan angin sepoi dan cuaca matahari di langit membuat suasana sedikit nyaman. Shandy serta Gilang dapat melihat siswa siswi berhamburan dari atas atap sekolah.

Shandy menopang tangan di dagu. Dia sedang berpikir apa yang membuat dirinya menjadi ancaman. Shandy menghela napas pelan menikmati suasana.

"Shan, yuk balik ke kelas saja," ajak Gilang.

Sejak tadi Gilang merasakan aura tak bersahabat di atas atap sekolah. Mungkin kejadian Shandy kesurupan membuat tempat ini menarik bagi mereka.

"Kenapa Lang?" tanya Shandy khawatir.

"Aura negatif di sini banyak banget," jawab Gilang. Bulir-bulir keringat sudah muncul di kening.

Shandy menarik cepat tangan Gilang. Shandy merasakan bulu kuduknya berdiri dari arah belakang. Dia tak mau sampai kesurupan lagi dan membahayakan diri serta sahabat-sahabatnya.

E.I.G.H.T [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang