Chapter 12 Mencari Bukti

627 167 35
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight adalah murni milik saya!
.
.
.
.
.

Brukk!!

"Aah!"

Fiki menutup kedua mata. Aneh. Dia tidak merasakan sakit di tubuhnya. Saat membuka mata pertahan, alangkah terkejutnya melihat tubuh kecil melindungi dirinya.

"Soni!"

Fiki terus memanggil Soni sambil menggoyangkan tubuhnya, namun tak ada respon. Dia merasa bersalah melihat ada luka di kening Soni setelah melindunginya dari lembaran bangku.

"Son, bertahannya. Gue bakal bawa loe ke ruang UKS," ujar Fiki merasa bersalah.

Pemuda berbadan bongsor itu merangkul pelan tubuh Zweitson. Fiki sempat melirik kamera LSR yang tergantung di leher sahabatnya untuk tidak ada kerusakan. Dengan perlahan Fiki berjalan menuju ke luar ruang musik, pintu bercat cokelat itu terbuka lebar.

"Maafkan saya."

Suara hantu cewek itu Fiki hiraukan. Prioritas utama saat ini yaitu menyelamatkan Zweitson.

"Son."

Fiki menatap sedih melihat sedikit darah di kening Zweitson. "Gue yakin loe kuat."

Beberapa menit kemudian, sampailah Fiki dan Zweitson di ruang UKS. Seorang guru dan siswi sebagai petugas UKS langsung membantu Fiki. Ditidurkan tubuh kurus Zweitson ke atas brankar.

"Kenapa temanmu itu?" tanya Bu Susi, Pembina UKS sekaligus guru Bahasa Indonesia kelas XI.

Fiki terdiam sejenak. Dia tak mungkin menjelaskan secara jujur bahwa yang melakukan hal ini adalah hantu.

"Dia tadi terjatuh Bu dari tangga," jawab Fiki berbohong.

Bu Susi menghela napas pelan. "Yasudah, lain kali kalian harus hati-hati saat menaiki atau menuruni anak tangga."

"Baik Bu."

Bu Susi memberikan instruksi kepada para anggota UKS. Semua murid melakukan sesuai perintah Bu Susi. Fiki melihat itu tersenyum lega, setidaknya Zweitson dapat pertolongan cepat.

Fiki menunggu di luar UKS. Dia masih tak menyangka kejadian itu membuat Zweitson mengorbankan diri untuknya.

"Son, maafin gue ya. Gue janji bakal bantu loe untuk menyelesaikan kasus di ruang musik."

Fiki mengingat sesuatu. Saat di ruang musik dia tak sengaja menemukan sebuah liontin.

"Ini liontin siapa ya?" tanya Fiki pada dirinya sendiri.

Di buka liontin tersebut, muncullah dua foto seorang cewek saling merangkul. Keduanya tersenyum indah di dekat piano.

__08__

Di Rumah Sakit ...

Di lorong rumah sakit. Dua brankar di dorong menuju ruangan IGD. Terlihat dua tubuh siswa tak sadarkan diri. Para perawat maupun keempat siswa lainnya membantu mendorong brankar. Perasaan mereka saat ini campur aduk, gelisah, kecewa dan marah akan keadaan.

Fajri menangis histeris. Dia dan Fenly masih setia mendorong brankar yang diatasnya terdapat seorang pemuda memakai kacamata. Sedangkan Farhan dan Gilang juga mendorong brankar berisi pemuda berambut gondrong.

"Bang Rick, bertahan ya," ucap Fajri menangis.

Aura hitam masih menyelimuti tubuh pemuda bernama Ricky walau sedikit. Fajri semakin tak kuasa menahan kesedihan. Fenly pun merasakan hal yang sama seperti Fajri. Dia sudah menganggap Ricky sebagai sahabat yang selalu mengerti dirinya.

E.I.G.H.T [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang