Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight adalah murni milik saya!
.
.
.
.
.Fajri, Farhan, Fenly menaiki anak tanggan dalam kecepatan sedang. Baru saja mereka berada di lantai dua, tinggal satu lantai lagi sampai mereka di atas atap sekolah.
Perasaan Fajri tak tenang setelah mendengarkan ucapan Fenly tentang penglihatan masa depannya. Kejadian lima tahun lalu seakan terulang lagi berputar di pikiran.
"Bang Rick, gue gamau sampai loe kenapa-kenapa." batin Fajri khawatir.
Menempuh waktu duapuluh menit, sampailah ketiga pemuda berinisal F sampai di atas sekolah. Jiwa kepemimpinan Farhan muncul, perlahan dia mengawasi lingkungan sekitar.
"Gue rasa aman, ayok kita keluar." ujar Farhan.
"Oke!" sahut Fenly serta Fajri kompak.
Baru maju delapan langkah, suara teriakan Ricky terdengar dari luar. Fajri berlari cepat dan terpampanglah suasana di atap sekolah.
Terlihat Ricky sedang memegangi tubuh Shandy yang terus memberontak. Gilang mencoba untuk menyentuh kepala Shandy cukup sulit. Menetralisirkan kekuatan jahat di tubuh Shandy memerlukan banyak tenaga.
Farhan langsung membantu memegangi kedua tangan Shandy. Bantuan dari Farhan membuat Gilang dapat memegang kepala Shandy, dia menekan kuat jempol di kening Shandy.
Beberapa menit berlalu, perlahan tubuh Shandy lemas. Roh hantu wanita terlempar keluar dari tubuh Shandy hingga ke pojokan.
"Aahh!"
Dengan sigap Farhan dan Fenly menahan tubuh Shandy. Tubuh pemuda bermuka pucat kembali terasa hangat. Semua pun bernapas lega kecuali dua orang.
Ricky menatap tajam sosok hantu wanita alias Mbak Kunti itu. Perlahan langkah kakinya mendekat ke arah Mbak Kunti.
"Alam kita sudah berbeda. Janganlah kamu mengganggu manusia apalagi itu teman gue sendiri."
Perkataan Ricky membuat hantu Mbak Kunti kesal. Sebuah hembusan angin kencang dari arah pojokan membuat tubuh Ricky oleng. Dia tak bisa menyeimbangkan diri sehingga terhempas ke pinggir atap.
"Ricky!"
Semua orang terkejut melihat Ricky terpental. Fajri yang daritadi hanya diam menonton langsung menangkap pergelangan tangan kanan Ricky. Sebagian tubuh Ricky sudah berada di antara atap dan lantai tiga, hanya kedua tangan pemuda itu memegang pinggir atap erat.
"Bang Rick, pegang tangan gue erat-erat."
"Ji ... gue nggak bisa nahan ini terlalu lama," sahut Ricky.
Raut wajah Fajri terlihat sedih. Kelopak matanya sudah membendung air mata yang mungkin akan terjatuh. Aura tubuh Ricky berubah hitam pekat. Fajri tahu arti warna aura itu yang melambangkan kematian.
"Aji,"
Fenly memegang pinggang Fajri mencoba menarik. "Ji ..." panggilnya.
"Bang Rick, gue mohon loe harus bertahan Bang," ujar Fajri lirih.
Ricky mengerti arti dibalik ucapan dan tatapan Fajri. Hidupnya sudah berada di menjelang kematian. Seuntas kenangan-kenangan indah masuk ke dalam memorinya.
"Gue harap loe bisa kuat-- tanpa gue ya, Ji. Gue sayang banget sama loe seperti adik kandung gue sendiri."
Air mata kesedihan meluncur dari kedua mata Ricky. Perlahan pergelangan tangan Ricky yang dipegang oleh Fajri mulai mengendur.
KAMU SEDANG MEMBACA
E.I.G.H.T [SELESAI]
FanfictionKedelapan pemuda terpilih secara acak. Mereka harus menyelesaikan teka-teki yang silih berganti. Apakah mereka mampu melakukan hal itu? Siapakah saja mereka? Bagaimanakah kisah kedelapan pemuda itu? [Buku Pertama Eight] Semua pertanyaan akan terjawa...