s i x

2.2K 452 99
                                    

Dayeon melangkahkan kakinya keluar dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dayeon melangkahkan kakinya keluar dari mobil. Jaket putih dengan tudung di kepalanya, tak lupa surai yang digunakan untuk menutupi sebagian wajahnya, seakan dia sangat tertutup hari ini.

Sepanjang perjalanan ke arah kelas pun dia hanya menundukkan kepalanya, tak mau melihat tatapan orang-orang yang mungkin menganggapnya aneh. Tentu saja, siapa yang tidak heran dengan dirinya yang seperti buronan ini. Berjalan terseok-seok dengan lebam di bagian betis.

Bahkan saat masuk kelas dia langsung duduk tanpa memperhatikan siapapun dia kelas, menelungkup wajahnya ke meja dengan arah menatap tembok, tak lupa memejamkan mata.

"Day, are u okay?"

Suara Lami yang duduk di depannya terdengar, nadanya seperti orang khawatir, seminggu tidak masuk sekolah dengan alasan sakit, dan masuk dengan kondisi seperti ini.

"I'm fine, don't worry."

Dia berusaha untuk menulikan telinganya, namun suara guyonan dari pintu tak bisa dia hindarkan, terlebih lagi suara satu orang yang sangat ia rindukan.

"Ck, gua lagi yang——Dayeon udah masuk?"

"But it look like she still need rest, lot of bruises on her legs and wounds on her face." Lami berucap dengan nada hati-hati.

Suara langkah kaki mendekat, berhenti tepat di samping mejanya.

"Hey, are u okay? You want to rest?"

Sebuah usapan di tudung jaketnya terasa, membuat Dayeon harus menggigit bibirnya, menahan air mata.

"Dayeon?"

"I'm okay, you can sit on your place."

"Lo gak baik-baik aja."

Dayeon akhirnya mengangkat kepalanya, memperlihatkan wajahnya yang tidak bisa dikatakan baik, "Gua udah gapapa, lo gak perlu khawatir."

"Wajah lo."

"Harusnya lo gak kaget, udah tau kan."

"Bukannya lo ke rumah nyokap lo?"

Dayeon mengulas senyum miringnya, terkesan meremehkan, "Dan lo percaya? Gua gak nyangka lo sebego itu bisa dibohongin?"

Suasana kelas menjadi hening, tak ada yang berani berbicara. Semua nya sudah tau bahwa mereka berdua sedang dekat, jadi tidak ada kejutan untuk yang lain.

"Maksud lo?"

"Gua bohong sama lo, semua yang gua bilang ke lo itu bohong."

Doyoung terkekeh, "Lo pikir gua percaya? Yang bohong itu ucapan lo sekarang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
laboratory | dobbyeon (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang