t w e l v e

2.2K 394 78
                                    

Doyoung duduk bersandar di kursi depan ruang rawat Dayeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung duduk bersandar di kursi depan ruang rawat Dayeon. Kata dokter, untung saja Dayeon tidak menelan cairan pembersih lantai itu, jadi dia baik-baik saja, hanya lemah akibat banyaknya cairan yang keluar dari tubuhnya.

"Gak mau masuk?" tanya Hyoseop—Papa Dayeon—yang duduk di samping Doyoung.

"Nanti aja Om, saya gak mau ganggu."

"Canggung karena ada Bundanya?"

Doyoung tersenyum kikuk, "Gapapa Om, saya bisa nanti aja lihat Dayeon."

"Kamu anak terakhir nya Suho ya?"

"Om kenal Ayah saya?"

"Saya adik kelas nya dulu."

Hyoseop menatap Doyoung dengan senyuman tulus, "Kamu emang gak terlalu mirip dari segi wajah, tapi kamu mirip dia kalo dari segi sifat, pembawaan kalian dewasa sejak di bangku SMA."

"Jaga Dayeon ya." Hyoseop menepuk pundak Doyoung, membuat Doyoung otomatis mengangguk.

Tak lama pintu ruangan terbuka, Sejeong——Bunda Dayeon——keluar dari ruangan dengan tasnya.

"Doyoung, Bunda titip Dayeon ya?"

Doyoung langsung diam.

"Doyoung?"

Doyoung akhirnya mengangguk, dia berdiri memberi salam, "Iya, Dayeon bakal saya jagain kok."

"Kamu pacar nya Dayeon, panggil aja Bunda sama Papa, jangan sungkan." ujar Hyoseop.

Akhirnya Doyoung kembali mengangguk, menatap pasangan suami istri yang pergi menjauh. Setelah hilang dari pandangan, dia bergerak masuk.

"Hi love, your boyfriend is here."

Dayeon yang tengah berbaring miring melirik, "Berani masuk juga ternyata, kirain betah banget di luar."

Doyoung mendekat, menggeser kursi ke sisi dimana Dayeon berbaring miring, dia menggenggam tangan gadis itu, lalu ikut membaringkan kepalanya di sisi bangsal.

"Aku habis ngurusin orang yang bikin kamu kaya gini."

"Kamu apain?"

"Kata Taeyoung mereka lagi diinterogasi di kantor polisi."

"Kamu gak senekat itu penjarakan mereka kan by?"

"Mereka senekat itu maksa kamu minum cairan pembersih lantai, itu balasan buat mereka, lagian tindakan mereka itu termasuk bullying yang parah."

Dayeon tak menjawab, dia hanya memandang wajah kekasihnya, kedua mata Doyoung terlihat sembab walau tertutup rambut, "Kamu nangis berapa lama?"

"Gak tau, gak ngitung."

Tangan Dayeon bergerak merapihkan rambut Doyoung yang menutupi mata, tatapan Dayeon sedikit sendu.

"Why?" tanya Doyoung dengan suaranya yang sedikit serak.

laboratory | dobbyeon (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang