Happy Reading♡♡Jangan lupa vote, coment and follow☆☆
______________________
"The pain is back"
~Elvano Edzard~
Sepulang sekolah Nico dan Leon benar benar ikut ke cafe bersama Vano. Bahkan saat ini mereka ikut membantu Vano bekerja. Nico dan Leon tidak jadi makan karena melihat cafe yang sangat ramai oleh pengunjung. Membuat mereka berinisiatif membantu Vano bekerja agar anak itu tidak kelelahan.
"Nic, yon. Udahlah biar gue aja. Mending kalian duduk terus makan gak usah bantuin, gue juga bisa kok" kata Vano dengan perasaan tak enak. Ya, meskipun mereka sering membantunya bekerja, tetap saja dia tak enak hati.
"Ck. Gapapa kali el, lagian lo gak liat pengunjung banyak banget gini. Yang ada nanti Lo kewalahan kalo gak dibantuin " balas Nico.
"Iya. El, lagian kenapa si kalo kita bantuin lo kerja. Bang Rey aja yang pemilik Cafe seneng kita bantuin" lanjut Leon.
Terkadang ia bingung, Vano selalu saja melarang dia dan Nico membantnya bekerja. Bukankah seharusnya Vano senang?
"Gue cuman gak mau kalian cape" lirihnya pelan sambil memalingkan wajahnya.
Siapa sangka meski lirihan Vano pelan tapi Nico dan Leon bisa mendengarnya dengan jelas, mereka hanya bisa tersenyum tipis saat mendengarnya.
Mereka tau sebenarnya Vano itu orang nya sangat peduli pada orang di sekitarnya, termasuk kepada mereka. Hanya saja dia selalu menutupinya seperti tak ingin terlihat peduli, ntah karena gengsi atau apa.
Beberapa jam sudah berlalu. Vano segera mengganti pakaianya dan bersiap ingin pulang karena jam sudah menunjukan pukul 9 malam.
Sedangkan Nico dan Leon sudah pulang terlebih dahulu setelah di beri makanan gratis oleh bang Rey sebagai tanda terimakasih karena sudah membantu bekerja.
"Bang gue duluan ya"
"Iya. El, Ti ati lo jangan ngebut. Kalo udah sampe langsung istirahat dan kalo ada apa apa langsung telpon abang" balas Bang Rey yang sedang sibuk menutup Cafenya.
"Iya bang iya. Gue pulang dulu ya" balas Vano sambil menaiki kuda besinya.
"Yoi. Ti ati lo"
Vano hanya mengacungkan jari jempolnya saja dan langsung menancap gas untuk pulang menuju kosanya.
•••
Hanya butuh sekitar 17 menit, Vano sudah sampai di kosnya. Baru saja memegang _knop_ pintu, dia mendengar suara yang sudah lama tak didengar.
“Elvano.” Deg. Jantung Vano terasa berhenti begitu saja. Antara terkejut dan tecengang.
Dengan pelan Vano membalikan tubuhnya ke belakang dengan perasaan campur aduk. Setelah berbalik dia melihat 3 orang pria dewasa yang berbeda usia. Tiba tiba jantungnya berdetak lebih cepat seakan membuatnya mati kutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and the wound : Elvano
Teen Fiction"Ketika takdir sudah berkata bagaimana alurnya seperti apa pun ceritanya kita harus menjalaninya seperti Drama dan pemeran utama" ~Elvano Edzard~ T B C Rank 1 : Elvano : { 27.04.2022 } Rank 1 : Elvano : { 11.05.2022 } Rank 1 : Elvano : { 26.05.2...