Selamat membaca^^
Jangan lupa Vote n komen•••
don't be too late in sadness because it's not good
~Alano Adzhar~
1 Bulan kemudian
Vano berdiri dibalkon kamarnya, ia menatap langit langit yang penuh dengan cahaya bintang. Vano tersenyum tipis, sudah sebulan hidupnya sangat berubah. Hidup yang lebih penuh warna, kehangatan dan kebahagiaan yang tak pernah henti berdatangan dalam sebulan ini.
Vano kembali teringat saat Abang nya Erlan memberikan sebuah surat yang sudah sedikit lusuh kepadanya sekitar dua Minggu yang lalu. Surat yang berisi tulisan Alan, surat yang membuatnya menangis sampai sesegukan, surat yang membuat hati nya terenyuh, surat yang menjawab semua pertanyaan yang ia tanyakan pada dirinya sendiri. Semua ada disana.
Flashback
"El, gimana keadaanya. Masih ada yang sakit?" tanya Erlan yang melihat Vano sedang bersandar di brankar pesakitanya sambil menonton bocah kembar botak asal Malaysia.
Saat ini memang hanya ada mereka berdua. Damian sudah berangkat kuliah, Riandra sedang ada meeting sedangkan Mira sedang ada jadwal operasi.
Vano menoleh lalu menggeleng kecil "Nggak" jawabnya singkat.
Mereka pun terdiam. Vano yang kembali pokus menonton sedangkan Erlan yang memperhatikan Vano dari samping.
Setelah beberapa menit terdiam Erlan kembali bersuara "El" panggilnya.
"Heum?" Gumam Vano tanpa menoleh.
"Abang mau kasih sesuatu" ucap nya
Vano menoleh menatap abangnya bingung "Apa?" Tanyanya
"Ini surat dari Alan. Maap baru Abang kasih, surat nya sempet hilang tapi untungnya udah ketemu" jelas nya sambil menyodorkan surat yang sudah sedikit lusuh.
Vano menatap surat itu sebentar lalu mengambilnya dengan ragu.
"Ini surat apa? Abang udah baca?" Tanya Vano.
Erlan menggeleng "Gak pernah Abang baca. Kata Alan harus kamu aja yang baca" jawabnya jujur.
"El mau baca kan? Abang keluar ya" lanjutnya. Ia tau adik nya pasti butuh privasi apalagi Alan membuat surat ini khusus untuk Vano, yang baca juga harus Vano jadi ia tak berhak tau.
Baru saja Erlan berdiri Vano langsung memegang tangan abangnya untuk mencegahnya.
"Disini aja" pinta Vano.
"Tapi el--
"Disini aja bang, El gak mau sendiri" lirih Vano.
Erlan tersenyum lalu mengusap kepala sang adik "Oke Abang di sini. Sekarang kamu baca surat dari Alan"
Vano menggangguk lalu membuka surat itu dengan perasaan was was. Setelah terbuka ia langsung membacanya dalam hati agar Abang nya tidak mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and the wound : Elvano
Teen Fiction"Ketika takdir sudah berkata bagaimana alurnya seperti apa pun ceritanya kita harus menjalaninya seperti Drama dan pemeran utama" ~Elvano Edzard~ T B C Rank 1 : Elvano : { 27.04.2022 } Rank 1 : Elvano : { 11.05.2022 } Rank 1 : Elvano : { 26.05.2...