16

6.6K 557 15
                                    

Jangan lupa voment

Happy Reading^^

________________________

If only forgiving, it's fit and forget it's easy

~Elvano Edzard~

Elvano mengejapkan matanya hingga perlahan mata itu terbuka dan keningnya mengernyit kala sang Surya menyoroti wajahnya tanpa malu malu.

Dengan malas malasan Elvano terbangun dari tidurnya, ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Ia sangat ingat ayahnya tidur disini bersamanya, tapi?! Dimana ayahnya sekarang? Apa sudah bangun?atau itu hanya mimpinya saja? Tapi itu seperti nyata! Ayahnya memeluknya.

Bahkan ia masih ingat bagaimana cara ayahnya, membawa tubuh nya kedalam dekapan hangatnya! Eh...tunggu! untuk apa ia memikirkan ayahnya? Mau itu mimpi ataupun tidak, apa urusannya ??Apa ia masih berharap pada ayahnya?!

"Ck. Gue kenapa si?!" Decak Vano.

"Gue gak mungkin berharap sama pak tua itu kan?Iyalah Gak mungkin!" Ujarnya dengan menggelengkan kepalanya pelan.

Vano menggingit bibirnya pelan, kala mengingat rasa nyaman yang ia rasakan, saat di peluk oleh Riandra. Terasa masih sangat terasa di tubuhnya.

"Ck. Sial! Jangan luluh El, jangan lemah okehh" ucapnya pada dirinya sendiri.

Vano pun langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi nya berada, ia pun langsung membasuh mukanya dengan kasar, lalu menatap dirinya di kaca wastafel kala ucapan ayahnya semalam yang tiba tiba terngiang di telinganya.

"Maafkan ayah"

" Maaf?? Kenapa harus minta maaf?! Sedangkan Semuanya sudah terjadi! dengan meminta maaf pun tidak akan menyembuhkan luka yang ada. Lalu apa yang bisa gue lakuin?! Memaafkan, mengiklaskan?? Tapi itu gak mudah" lirih Vano pada dirinya sendiri.

"Andai memaafkan, mengiklaskan, dan melupakan itu mudah, mungkin hidup gue gak akan serumit ini" lanjutnya dengan senyum yang menggambarkan betapa sakit yang ia rasakan selama ini.

~~~~~~~~

"Bunda, bunda. Besok Reno ikut lomba melukis lohh, bunda datang yah? Pokoknya bunda harus Dateng biar Reno semangat" ujar bocah berusia 10 tahun dengan penuh semangat mengatakan kepada bunda asuhnya.

Wanita yang dipanggil bunda pun terkekeh "wahhh...Reno mau ikut lomba melukis keren banget" jawabnya dengan perasaan senang dan bangga.

Ia tak pernah meragukan bakat anak asuhnya ini, Reno memang sangat pandai melukis. Lukisannya pun sangat bagus, meski terkadang ia tak mengerti apa yang Reno gambar karena Reno sering menggambar abstrak, tapi memiliki arti.

" Tapi,maaf sayang sepertinya bunda tidak bisa datang, besok bunda harus nemenin Elvano checkup"lanjutnya dengan raut wajah sedih dan merasa bersalah.

Lagi dan lagi bundanya ini selalu mengutamakan Elvano, semenjak anak itu datang! Padahal Elvano hanya anak aneh yang selalu menyendiri. Perhatian bundanya perlahan lahan menghilang padanya dan semua itu gara gara anak aneh itu! Dan ia sangat membencinya. Elvano sudah merebut bunda Sarah darinya dan itu membuatnya sedih dan kehilangan perhatian bundanya.

Reno yang tadinya tersenyum lebar kini senyuman itu menghilang dalam sekejap, ia menatap sang bunda dengan wajah kecewa. Tapi melihat sang bunda yang terlihat Sedih membuatnya harus terpaksa menarik sudut bibirnya keatas membentuk senyuman. Mungkin ia kecewa tapi ia tak mau membuat bundanya sedih dan merasa bersalah.

Me and the wound : Elvano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang