9

8.9K 903 1K
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT☆☆

Sorry for typo

Happy Reading^^

_______________________

I don't care but i care to much

~ELVANO EDZARD~


Jarum jam Sudah menunjukan pukul 23:17 malam. Elvano, anak itu sudah berada di area balap ntah bagaimana caranya ia bisa kabur dari rumah istananya. Bahkan balapan sudah di mulai beberapa menit yang lalu.

Suara teriakan dan deruman motor menggema memenuhi jalan raya yang sangat ramai di padati oleh anak anak muda.

Sorakan demi sorakan dari penonton semakin riuh kala melihat dua pemuda yang saling kejar mengejar untuk sampai di garis finis terlebih dahulu.

Elvano. Pemuda itu masih fokus menatap kedepan berusaha mencari celah untuk menyalip rivalnya.

Sekitar beberapa meter dari posisinya Vano langsung menarik gas hingga full dengan kecepatan penuh. Ia menyalip orang yang di depanya saat di rasa posisinya aman.

Suara riuh penonton terdengar di rungunya menandakan garis finish sudah di depan mata. Bibirnya tertarik ke atas saat melihat garis finish, tanpa mengurangi kecepatan Vano langsung melewati garis finish itu dengan rasa puas. Ya. Vano pemenangnya.

Tapi rasa puas itu hanya sementara kala rungunya mendengar suara tembakan dan teriakan penonton yang ketakutan, sambil berlari terbirit birit untuk melindungi diri.

Dor
Dor
Dor

"El. Ayo pergi bangsat, kenapa lo diem aja bisa mati kita njir" Ucap Leon dengan panik.

Bagaimana tidak panik. Tiba tiba terdengar suara tembakan dan banyak orang berpakian hitam yang sedang mengepung mereka bertiga.

Shit. Mereka baru sadar hanya mereka yang tersisa disana. Para penonton sudah ngacir terlebih dahulu bahkan satya dkk pun sudah tidak ada. mereka semua benar benar sudah pergi meninggalkan mereka bertiga. Jadi hanya mereka bertigalah yang tersisa.

Ck. Sial! Batin Vano
Ia tau siapa yang mengepung mereka saat ini. Itu semua bodygruad ayahnya, ia sangat tau itu.

"Anjir El. Ini gimana, kok gue takut ya. mereka siapa si" ucap Nico dengan suara berbisik.

Vano hanya diam, ia sedang melihat sekitar mencari ayahnya. Dan benar saja dari arah belakang ia mendengar suara yang sudah tak asing di rungunya.

"Sudah puas bermainya boy" ujar Riandra dengan suara beratnya.

Vano menegang dengan pelan ia melihat kearah belakang dan benar saja disana sudah ada ayah dan dua abangnya yang menatapnya datar.

Sedangkan Nico dan Leon menatap mereka kaget dan bingung. Kenapa ada keluarga Riandra disini pikir mereka Dan tadi apa? Tuan Riandra mengatakan "sudah puas bermainya boy" ia mengatakan itu kesiapa? Kepada Vano kah? Jika benar ada hubungan apa Vano dan Tuan Riandra.

"Pulang" ucap Erlan dengan dingin.

Ntah kenapa semakin hari Vano semakin pembangkang. Ia sangat tak menyukainya. Ia kira Vano akan menjadi anak yang penurut seperti Alan. Tapi ternyata salah, adiknya ini benar benar sudah berubah dan ia tak suka itu!

Me and the wound : Elvano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang