6. Pergi dari Rumah

1.7K 238 16
                                    

Lisa segera menuju toilet dengan berlinangan air mata. Dia tidak marah pada calon bayinya, melainkan marah pada dirinya yang begitu sangat sensitif. Semua yang ibunya katakan memang benar, menikah baru punya anak lebih baik dari sudah punya anak tapi belum menikah.

Tapi tidak bisakah ibunya tidak mengatakannya pada banyak orang? Ada banyak pasang mata dan telinga disana. Bahkan ayah dari bayi ini pun ada disana. Apa yang bisa Lisa lakukan sekarang? Lisa tidak bisa membalas bahkan melawan perkataan ibunya karena semua salah dirinya yang tidak bisa menjaga diri.

Dirasa cukup untuk menangis, Lisa membasahi wajahnya dan mengeringkannya dengan tisu lalu keluar. Tiba di pintu, ia dikejutkan dengan seseorang yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan hingga dalam hitungan detik, dirinya diseret begitu saja.

Setelah tiba disuatu ruangan, Sehun mengunci pintu dan mendorong dirinya hingga menabrak dinding.

Tatapan itu seolah meminta penjelasan.

"Apa yang kau lakukan?" Gerakan yang begitu tiba-tiba cukup membuat Lisa kaget.

"Siapa ayah dari kandunganmu itu." Lisa terkejut dengan pertanyaan gamblang dari laki-laki ini.

"Bukan urusanmu."

"Jawab, siapa ayah dari kandunganmu itu?!"

Lisa benar-benar tidak ingin menjawab. Ia lebih memilih mendorong lengan laki-laki itu agar ia bisa keluar darisini, namun malahan dirinya didorong begitu saja.

"Yak!"

Sehun seakan tidak peduli dengan gertakan Lisa. "Jawab sekarang, siapa ayah dari kandunganmu itu?!" Sehun meremas bahu Lisa kuat, hingga Lisa merintih kesakitan.

Tatapan menuntut dari Sehun membuat Lisa akhirnya menyerah. "Jika aku bilang ini anakmu apa kau akan tanggung jawab?"

Sehun yang sudah tahu jawabannya pun terdiam. Ia sudah yakin dari awal jika anak yang ada didalam perut Lisa ini adalah anaknya. Lalu matanya ia arahkan kearah perut yang belum menunjukkan isinya. Kemudian kembali menatap Lisa.

"Ya. Aku akan bertanggung jawab. Aku tidak akan membiarkan anak kita hidup tanpa seorang ayah."

Lisa menggeleng tegas. "Apa kau gila?! Aku akan membunuhmu jika kau menyakiti kakakku." Ucapnya dengan nada tegas.

"Anak ini, anak yang ada didalam perutku, biarkan menjadi tanggung jawabku. Jangan pedulikan aku apalagi anak ini." Lisa menghempas tangan Sehun dari bahunya dan bergegas keluar.

Hatinya yang kacau dan perasaan tidak nyaman ini, membuat Lisa ingin sekali pergi dari rumah ini. Menghindari pembicaraan mereka, dan terlebih lagi mendengar ucapan kebencian dari ibunya sendiri.

"Kak Yoona?!" Lisa terkejut saat kakaknya tiba-tiba sudah ada didepannya.

"Aku mencari Sehun. Apa kau melihat Sehun?"

Lisa menggeleng pelan.

"Kakak cari Sehun dulu ya? Kau kembali saja ke meja makan."

Lisa mengangguk lalu meninggalkan kakaknya yang tengah mencari keberadaan Sehun.

****

Bohong kalau semuanya baik-baik saja. Bohong kalau hatinya tidak sakit. Sudah beberapa hari ini, dia terus mendapatkan kata-kata tidak baik dari ibunya. Mulai dari mengungkit kesalahannya hingga menyalahkan anak yang ada didalam perutnya ini. Sungguh Lisa lelah dengan semua ini. Dia hanya manusia biasa, dia tidak sekuat itu. Sejauh apapun ia mencoba untuk baik-baik saja, namun ia tidak bisa. Terlalu lelah dan membuatnya frustasi.

It's You (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang