"Aku akan mengantarmu pulang." Tawar Chanyeol.
"Tidak, terima kasih. Aku bisa pulang sendiri." Tolak Lisa sopan.
"Tapi ini sudah malam, bagaimana mungkin aku membiarkanmu pulang sendiri."
Lisa menggeleng pelan, "itu urusanku." Setelah itu ia pergi meninggalkan Chanyeol begitu saja.
Lima belas menit sebelumnya....
"Aku menerima perjodohan ini bukan berarti aku setuju menikah denganmu."
"Aku tahu." Jawab Chanyeol.
"Kau bebas mencari wanita yang lebih baik dariku. Aku tidak sebaik yang kau lihat Chanyeol, dan ini adalah buktinya." Lisa menunjukkan perutnya yang mulai terlihat menonjol dibalik dress yang ia pakai malam ini.
"Tapi bukan berarti aku tidak bisa bersamamu 'kan? Kehamilanmu bukan berarti menjadi penghalang untuk kita dan kebaikanmu tidak dilihat dari itu. Aku sudah menyukaimu sejak awal dan aku mencoba belajar untuk mencintai didekatmu. Kau boleh melarangku untuk tidak menikah denganmu tapi kau tidak berhak melarangku untuk mencintaimu dan mendekatimu."
Lisa mengangguk mengerti.
"Kalau itu yang kau mau, lakukan saja. Toh aku tidak peduli dan aku tetap tidak akan membiarkanmu masuk kedalam kehidupanmu."
****
Lisa berdiri menatap taksi yang berjalan di google map. Ia baru saja memesan taksi online. Namun sebuah tangan menariknya dengan cepat menjauh dari jalan itu.
"Sehun, apa yang kau lakukan?"
Laki-laki itu menjawab malah membawanya semakin jauh dan menuju sebuah mobil yang terparkir disana.
"Aku bisa pulang sendiri. Lepaskan aku!"
"Masuk!"
"Tidak! Kau bilang tidak peduli denganku 'kan? Lalu untuk apa kau datang padaku lagi?"
"Masuk sekarang."
"Sehun, aku tidak mau."
Tanpa menunggu waktu lama Sehun menggendong wanita itu dan memasukkannya kedalam mobil.
"Kau gila?"
"Ya." Jawab Sehun pendek.
"Kau memang bajingan brengsek!"
"Berhenti memaki, aku tidak ingin anakku nanti jadi anak yang kasar dan kurang ajar."
"Ini bukan anakmu."
Sehun mengangguk. "Dan aku akan menjadikan anakku nantinya." Kepalanya tetap melihat kedepan memperhatikan jalanan yang terlihat sepi.
Lisa tidak menanggapi ucapan Sehun karena ia terlalu lelah. Kepalanya ia sandarkan di jendela mobil dan matanya menerawang keluar.
Kalo dipikir-pikir, hubungan mereka akan tetap seperti ini. Tidak ada perubahan sama sekali. Mau sampai kapan ia terus bersembunyi, mau sampai kapan ia bertahan untuk seorang laki-laki yang telah beristri. Haruskah ia terima saja pernikahan mereka? Setidaknya anaknya bisa melihat dengan jelas siapa ayahnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You (Tamat)
Short StoryBerawal dari patah hati karena baru saja diputus oleh kekasihnya, Lisa akhirnya memilih untuk bersenang-senang seperti biasa. Yaitu bersenang-senang di bar dan berakhir bertemu dengan seseorang. malam itu.... malam dimana ia bersenang-senang dan men...