kencana : pertama

254 20 8
                                    

" one. . two . . three. . and four . . "

suara tepukan tangan terdengar begitu mendominasi ruang latihan itu simpulkan saja jika tepukan tangan itu sebagai irama ketukan untuk setiap langkah dan gerakan . ah jangan lupakan dua orang manusia yang tengah berlatih menari disana . sepertinya

" hufthh. . hyunsuk ulang. "

laki - laki yang di sebutkan namanya itu dengan segera berdiri dan kembali mengulangi tariannya dari awal , dengan iringan melody ringan dan santai.

tubuhnya begitu ringan , bergerak dengan sesuka hati pemiliknya. sungguh tarian hyunsuk benar - benar sangat indah , ditambah lagi postur tubuhnya yang ramping dan mungil.

musik berhenti , begitupun dengan tariannya. hyunsuk berbaring terlentang dengan keringat yang terus keluar dari pelipisnya. dan juga dadanya yang bergerak naik turun mengambil pasokan oksigen di udara dengan rakus.

" kerja bagus " puji ryujin pelatih menari hyunsuk sekaligus sahabat baiknya

hyunsuk tersenyum tipis ia masih tengah menetralkan nafasnya.

lalu terdengar suara pintu ruangan yang terbuka

" primaaaa ! "

" lia ? tumben kamu kesini "

hyunsuk melirik ke arah dua gadis itu , tenang saja ini sudah biasa . menjadi nyamuk di antara dua gadis ini.

" aku kangenn , makan bareng yuu . sama hyunsuk juga deh , mau nggak ? " tanya lia - kekasih ryujin , ia sedikit menunduk kepalanya karna sendari tadi hyunsuk masih tiduran di lantai

hyunsuk menggeleng tanda menolak , lalu bangun dari tidur santainya di lantai .

" gak dulu lia , gua mau pulang . gaenak juga gua ganggu kalian , kalian pasti mau date berduakan ? bukan bertiga sama gua "

hyunsuk mengambil tas ranselnya , memasukan sepatunya dan kembali memakai sandal seperti biasanya.

" gua pulang dulu ya , have fun kalian . prima thanks hari ini , lia gua pamit "

" hati - hati suk ! pulang lewat jalan rame ya ! " teriak ryujin , karena hyunsuk yang sudah berada di ambang pintu .

hyunsuk mendengarnya , ia akan pulang melewati jalan yang ramai

dan disinilah ia , jalan raya yang ramai dan pedagang kaki lima juga ruko - ruko kecil yang masih buka.

aroma makanan yang ada disana menyatu dengan udara sekitar , dan memancing otak hyunsuk menyuruh lambungnya untuk merasakan lapar

" laper , gua belum makan dari pagi " monolognya saat melihat tteokboki yang tengah di masak dengan saus gochujang yang lezat. ah ia rindu makanan korea yang di masak oleh almarhumah bundanya . rasanya sangat lezat , seperti makanan itu memang berasal dari korea .

hyunsuk meraba saku celanannya , ia mengehela nafasnya kasar saat mengingat bahwa tadi uangnya ia berikan kepada anak pengamen jalanan.

hyunsuk kembali berjalan menuju rumahnya , jalanan mulai sepi dan hanya ada lampu remang - remang sebagai penerang.

biasanya jalan disini selalu ramai , tiba - tiba saja hari ini terasa sangat sunyi . bahkan hyunsuk bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri .

sungguh ini membuat hyunsuk merasa takut.

" kenapa orang ini ngikutin gua terus ? " gumam hyunsuk saat menyadari seorang pria yang mungkin lebih usianya lebih tua dari hyunsuk terus mengikutinya.

hyunsuk mempercepat langkahnya dan sedikit berlari , tak mau kalah pria itu terus menyamakan tempo langkah kakinya dengan hyunsuk , hyunsuk tau pria itu bukan pria baik.

kencana [ treasure ] - end ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang