kencana : keduapuluh

38 9 3
                                    

suara isak tangis , juga suasana yang sendu terasa . perlahan peti kayu itu masuk kedalam liang lahar , tangis penyesalan dari seorang ibu tampak menyakitkan di telinga . ibu yoonbin , terus menangisi kepergian anaknya .

kapten , jendral beserta pasukan kencana memberikan penghormatan terakhir mereka untuk salah satu keluarganya yang telah pulang menemui sang pencipta terlebih dahulu . kepala juga bahu mereka sangat berat , mereka tak sanggup mengangkat kepalanya bahkan untuk menatap lurus saja sulit .

" ben kenapa kamu harus pergi nak . . benn maafin mama hiks . . " lirih ibu yoonbin .

seseorang yang selalu bersamamu sejak lama , akan menangisimu saat kamu telah tiada . sekali pun ia tak pernah menganggapmu ada selama kamu hidup .

" bwuna . . thotakkna ddwi maem tanah " bisik hajun pada hyunsuk .

hyunsuk tersenyum tipis " kak ben mau istirahat " balas hyunsuk tak kalah berbisik .

" ung thenapa nda ddwi thacull ? " tanya hajun polos .

" kak ben harus istirahat dengan tenang , makannya kak ben istirahatnya dalem tanah . biar nggak ada yang ganggu kak ben " jawab jihoon lalu mengusap pucuk rambut hajun dengan lembut .

peti telah terkubur sepenuhnya , hanya tersisa gundukan tanah dengan tebaran kelopak bunga di atasnya . hajun hanya mengamatinya , nampak seperti sebuah kue dengan tambahan fondan kelopak mawar fikirnya .

hajun menepuk bahu hyunsuk , bermaksud ingin turun dari gendongannya . hyunsuk yang mengerti pun menurunkan gendongannya .

hajun berjalan mendekati nisan yang bertuliskan yoga benjamin arion tersebut , berjongkok di dekatnya dan menatapnya dengan lekat .

" thatha ben ! apa bitha ddenal cuala hhajun ? " tanyanya sambil mendekatkan bibirnya pada gundukan tanah itu .

ibu yoonbin yang melihatnya tersenyum dan mengusap surai hajun dengan lembut " kak ben bisa dengar nak , bahkan kak ben bisa lihat kita "

" eung ? iyya kah ? " tanya hajun yang menatap hyunsuk , hyunsuk tersenyum dan mengangguk pasti .

" thalau ggitwu , hhajun ingin thaci ini untuk thatha ben " tangan hajun menaruh boneka yang sendari tadi ia bawa di dekat batu nisan itu .

" ini athan nemani thatha ! " ucap hajun dengan riang .

beruntung ada hajun disini , anak sepolos dan sebaik dia bisa mengurangi rasa kesedihan disana dengan tingkah lucunya .

suasana kembali sendu , mereka berdoa untuk yoonbin yang telah tenang disana . satu per satu orang mulai pergi dari sana . menyisakan yedam juga junghwan , berat bagi lelaki manis itu untuk meninggalkan kekasihnya .

" kak ben . . " lirih yedam sambil mengusap batu nisannya dengan lembut .

" kak ben pasti bakalan tenang , kak ben gabakalan lagi denger mama sama papa kak ben berantem . pecahan gelas , piring , vas itu udah gakan kak ben denger lagi . kak ben . . makasih udah obatin luka yesffa . makasih untuk waktu singkatnya , yesffa gapernah tau jika kecupan itu , kecupan terakhir dari kak ben . tugas kak ben sudah selesai , selamat tidur orang baik " ujar yedam lalu mencium batu nisan yoonbin .

junghwan yang melihatnya hanya bisa menahan tangisnya , orang yang selama ini ia anggap sebagai kakak meninggalkannya . hanya tersisa inhong , satu - satunya kakaknya .

" kak ayok pulang . . " yedam mengangguk kecil , dan mengusap batu nisan yoonbin sebelum ia pergi .

semuanya terasa hampa , anak - anak kencana perlahan gugur dan patih kencana yang pertama gugur .

kencana [ treasure ] - end ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang