BS|| Perlahan

3 1 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sepasang kaki jenjang memasuki bangunan megah dan disambut secara hormat. Setiap orang yang dilewatinya pasti menunduk hormat sebagai tanda menghormati tamu. Aldebaran, laki-laki itu melangkah menuju singgasana Raja Schloss. Sampai di hadapannya sang raja, Aldebaran membungkuk hormat dan menyampaikan tujuannya ke sini. 

"Putriku sedang berada di halaman belakang," ujar sang Raja. 

"Baik, Raja. Saya izin ke belakang untuk menemui Putri Darla."

Setelah berpamitan, Aldebaran berlalu meninggalkan sang Raja dan menemui Putri Darla. Laki-laki itu itu sungguh merindukan kekasihnya. Namun, saat di tengah jalan, Aldebaran tidak sengaja mendengar suara dari sebuah ruangan. Karena penasaran, ia mendekati ruangan tersebut secara perlahan. 

"Bagaimana?" tanya seseorang di dalam sana. 

"Nona sudah mulai mengingat masa lalunya, Tuan. Hanya menunggu pulih saja."

Orang itu tersenyum senang. "Kerja bagus, Anna. Kau harus terus masuk ke dalam mimpinya, dan memberi petunjuk. Tetapi ingat, jangan terlalu memaksanya, atau kau akan tahu sendiri akibatnya."

"Saya ingat, Tuan. Nona adalah Tuan saya yang sudah semestinya saya hormati."

Awalnya, Aldebaran tidak tertarik dengan obrolan mereka. Namun, entah hanya perasaannya atau bukan, ada yang janggal dari obrolan mereka. Aldebaran menjauhkan dirinya dari pintu, takut mereka menyadari kehadiran dirinya. Tidak lucu bukan, jika dianggap tidak sopan di tempat kekasihnya sendiri. 

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Aldebaran tersentak. Tubuhnya mendadak kaku mendengar suara bariton itu. Sebisa mungkin Aldebaran menyembunyikan rasa terkejutnya. Secara perlahan, Aldebaran balik badan dan langsung berhadapan dengan Raja Edward penguasa Schloss. Wajah pria itu beraura tajam dan mengerikan. Tak salah jika beliau mendapat gelap Penguasa Kegelapan. 

"Ah, tidak, saya hanya tidak sengaja karena melihat pintu ini terbuka," ujar Aldebaran setenang mungkin. 

"Raja, ada yang ingin saya bicarakan."

Raja Edward memandang Aldebaran sekilas. "Temui dulu putriku. Bukan 'kah itu tujuanmu kemari? Setelah itu, temui aku di ruang khusus."

"Tidak, Raja. Eum ... maksud saya, saya bisa menemui Putri Darla nanti setelah berbicara dengan anda," ucap Aldebaran. 

Raja Edward tersenyum simpul. Dirinya tahu bahwa sifat Aldebaran tidak jauh berbeda dari sifat sahabatnya. Mereka selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Raja Edward berjalan ke ruang khusus diikuti oleh Aldebaran. Tekad Aldebaran dalam hati, ia berharap segera mendapat jawaban dari segala teka-teki yang ada. 

Black ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang