***
"Apa Ayah yakin dia orangnya?"
"Kamu meragukan Ayah? Lagi pula Ayah masih ingat bagaimana wajahnya."
Aldebaran berbalik menghadap ayahnya kemudian bertanya, "Sebenarnya dia siapa? Kenapa Ayah menyuruhku untuk menjaganya? Bukan 'kah dia hanya manusia biasa?"
"Suatu saat kamu akan mengetahui yang sebenarnya," ujar sang Ayah pelan.
"Aku tidak suka padanya. Manusia berisik dan manja. Kenapa tidak menyuruh Rael saja untuk menjaganya? Kenapa harus aku?" lanjutnya ketus.
Sang ayah terkekeh mendengar penuturan putranya. Bahkan hampir tertawa. Terlihat jelas garis diwajahnya. Laki-laki jakung itu malah menatap heran sang ayah. Tidak ada yang lucu pikirnya. Aldebaran kembali menatap gambar seorang gadis cantik yang hampir membuatnya tertarik karena menatap matanya. Mata gadis itu sekilas sama dengan manusia lainnya. Namun, entah kenapa saat menatapnya memiliki arti tersendiri.
"Ayah akan mengirimkan Rael juga untuk mendampingimu di sini. Dia juga yang akan melaporkan semua kegiatanmu pada Ayah."
"Aku bukan bayi," ujar Aldebaran datar.
Sang ayah terkekeh. "Kau akan selalu menjadi pangeran kecilku, Al."
Aldebaran tersenyum tipis dan memeluk sang ayah sekilas. Detik berikutnya, ayahnya sudah menghilang bersama kilatan cahaya yang datang. Aldebaran berjalan ke arah balkon dan menatap langit. Di saat seperti ini, Aldebaran selalu merasa ada sesuatu yang dirindukan. Namun, ia tidak tahu apa itu. Padahal ia sama sekali tidak memiliki memori melihat bintang bersama seseorang.
***
"Selamat pagi, Al!"
Aldebaran menatap malas gadis dihadapannya. Senyum indah Aluna mampu menyihir seluruh penghuni kelas. Namun, Aldebaran bukan termasuk salah satu dari mereka. Jadi, ia tidak ada waktu untuk meladeni Aluna. Laki-laki itu memilih meninggalkan kelas. Namun, bukan Aluna namanya yang mudah menyerah. Ia mengikuti langkah Aldebaran kemanapun laki-laki itu pergi.
"Al, mau ke mana? Aluna yang cantik ini buatin sarapan loh buat kamu. Aku tahu kamu belum sarapan. Jadi, ayo sarapan bareng!" ujar Aluna sambil mengekor Aldebaran.
Aldebaran tidak menghiraukan ucapan Aluna. Kakinya terus melangkah entah ke mana. Sampai mereka berhenti di taman belakang. Aldebaran menghentikan langkahnya yang membuat Aluna menabrak punggung kokoh tersebut. Gadis bertubuh pendek itu mengusap dahinya pelan sambil meringis.
"Pangeran."
Aluna keluar dari balik punggung Aldebaran dan menatap seorang laki-laki dihadapan mereka. Ia celingukkan ke sana ke mari mencari seseorang yang dipanggil oleh laki-laki ini. Di taman belakang ini hanya ada Aluna, Aldebaran, dan laki-laki yang berdiri di hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Shadow
Fantasía[FOLLOW DULU YUK, SEBELUM MEMBACA] --[ON GOING]-- Cerita bermula saat Aldebaran Hermes hadir sebagai siswa baru. Laki-laki utusan dewa yang ditugaskan untuk menjaga putri tunggal keturunan Athena yaitu Athena Aluna Minerva. Aldebaran sendiri bahkan...