12.

865 133 13
                                    

Chapter Twelve.

Draco berusaha menahan diri. Ia berkali-kali menghembuskan nafas mencoba menenangkan diri. Ia sudah menemukan obat dan cara menyembuhkan Hermione. Juga dengan efek sampingnya. Hermione tidak akan mengingat ingatan 3 hari sebelum kejadian sampai sekarang.

Berarti, Hermione tidak akan mengingatnya. Tidak akan mengingat hari-hari dimana Draco ada untuknya. Yang Ia ingat adalah Draco pecundang Slytherin yang berusaha membunuh Dumbledore. Merundungnya setiap hari dan selalu membuat Ia dan teman-temanya sedih.

Draco menghela nafas, Ia akan berusaha menghapus Ron Weasley dari ingatan Hermione. Berjaga-jaga untuk melindungi Hermione dari segala kemungkinan buruk.

Draco menggigit bibir, menimbang apakah semua tindakanya ini apakah benar atau tidak.

*

"Beri aku waktu satu minggu, Johannson." Ucap Draco pelan. Ia tau kemungkinan besar Johannson akan menolak permintaanya.

Johannson tidak segera menjawab, "Terlalu lama, Draco."

Draco terdiam. Ia tidak bisa segera berfikir apapun. "Lima hari?"

Johannson menggeleng, "Tiga hari. Hanya tiga hari kau bisa bersama Granger. Aku minta maaf itu adalah hal yang paling baik yang bisa kulakukan."

Draco menghela nafas, menyandarkan punggungnya di dinding sembari menangkupkan wajah. Menahan tangis yang Ia sendiri tidak tahu kenapa Ia harus menangis.

"Baiklah."

*

"Kita akan ke Muggle London?" Tanya Hermione melongo. Seorang Malfoy mengajaknya ke Muggle London?

"Iya. Kau tidak rindu dengan orangtuamu?" Tanya Draco sembari merapikan barang-barangnya.

"Well, tentu saja aku rindu. Tapi, uhm, baiklah. Berapa lama?" Tanya Hermione setelah mengepang sebelah rambutnya.

"Hanya satu hari. Lalu kita akan ke tempat baru, aku memiliki pulau terpencil dan sangat bagus. Kau akan menyukai deburan ombak dan pasir." Jelas Draco sembari tersenyum.

Hermione tersenyum lebar, "Okay. Aku akan mengenalkanmu kepada orang-tuaku!"

*

"Malfoy membantuku banyak sekali di dunia sihir. Ia bahkan membiarkanku untuk tinggal di Manornya. Nah, Mum, apa kau masih memiliki pecan pie yang terenak di dunia?" Celoteh Hermione saat Ia dan Draco sampai di rumah hangat Granger di London.

Helena tidak bisa tidak tersenyum melihat Hermione sangat ceria meskipun diatas kursi roda. "Iya, tentu saja. Kau tidak menemani Draco?"

Hermione menggeleng, "Aku bisa bersamanya lagi, nanti."

Helena tersenyum sembari mengelus puncak kepala Hermione. Ikut bahagia setelah sekian lama tidak melihat senyuman di bibir Hermione.

*

"Kau baik-baik saja?" Tegur Hermione saat melihat Draco di pinggir jendela villa. Dia kebanyakan muram, merenung dan melihat Hermione dari jauh selama tiga hari terakhir.

Besok mereka pulang seperti yang sudah dijanjikan Draco dan Ia tidak mengatakan apapun.

"Aku hanya kurang enak badan." Jawab Draco sekenanya.

Hermione menghela nafas, "Kau tidak enak badan? Apa kau bawa sesuatu?"

Draco menggeleng, "Aku baik-baik saja selama kau baik-baik saja."

Hermione terdiam, Ia mengulas senyuman dan menatap Draco dalam-dalam.

"Kita bisa duduk di depan villa, Hermione." Sahut Draco. Mungkin setelah ini Ia tidak bisa memanggil Hermione lagi.

Her.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang