16.

799 113 8
                                    

Chapter 16.

Hermione membuka matanya dan meregangkan otot lenganya yang mulai terasa kaku. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum membuka kamarnya di flat Luna dan merapihkan kasur dan melipat selimut. Ia merasa tidurnya sangat nyenyak dari yang sebelumnya. Ia membuka pintu dan mendapati Luna sudah siap dengan jas lab dan beberapa buku.

"Hai, Hermione." sapanya singkat.

"Hai, kau sudah baik-baik saja?" tanya Hermione.

Luna mengangguk, "Mm-hmm, ada yang kau butuhkan?"

Hermione menggeleng, "Belum. Dan, Luna aku ingin kau merahasiakan keberadaanku, disini.. bisa kan?"

Luna memeluk buku-bukunya dan tersenyum, "Tenang saja tidak usah khawatir, aku sudah melakukanya. Kau aman disini. Hanya Blaise, Malfoy yang bisa mengakses flatku. Atau kau keberatan jika Malfoy bisa mengaksesnya? Aku akan menutup aksesnya."

Hermione menggeleng dan tersenyum kecil, "Terserah kau."

Luna tersenyum, "Baiklah. Aku bekerja dulu ya, aku akan membelikan buah-buahan dan roti. Bahan makanan masih ada, kau bisa memasak kan?"

Hermione mengangguk, "Tentu saja."

"Excellent. Ah, Hermione mantel Malfoy tertinggal ya? Mungkin nanti siang atau sore dia akan mengambilnya. Jangan terkejut ya?" canda Luna sebelum pergi dari flat.

Hermione mengangguk, "Iya, tentu saja."

"See you, Hermione."

*

"Draco." panggil Theo dari balik pintu.

Draco sedang bersantai di ruang kerjanya dengan menikmati secangkir kopi dan membaca beberapa buku untuk belajar. Dia hanya mengangguk dan mempersilahkan Theo duduk di hadapanya. Tidak lama Blaise datang dengan beberapa snack.

"Kalian tidak bekerja?"

Keduanya menggeleng dan hanya saling bertatapan satu sama lain. Theo dan Blaise kemudian duduk di hadapan Draco persis seperti murid yang sedang dimarahi guru. Draco melipat kedua tanganya dan menaruhnya di depan dada.

"Ada apa?" tanyanya langsung tanpa basa-basi.

"Well, kami menyadari kau merasakan sesuatu kepada Granger. Benar begitu?" balas Blaise langsung. Theo tidak menjawab dia hanya diam belum ingin menambahkan sesuatu.

"Lalu?" balas Draco berusaha tidak peduli dengan perkataan Blaise. Meskipun, Ia sedikit terpancing dengan perkataan Blaise.

"Draco, kami benar-benar mendukung apapun, bagaimanapun keputusanmu. Tapi, kau sudah dalam tahap yang tidak seharusnya main-main. Terutama dengan Hermione Granger." tambah Theo langsung. Berusaha hati-hati supaya tidak menyinggung Draco.

Draco menghela nafas, mulai memahami arah pembicaraan kedua teman dekatnya.

"Akui saja, jika kau benar-benar memiliki perasaan serius dengan Hermione Granger. Arah hubungan kalian tentu saja jelas. Pernikahan, bukan begitu Blaise?" desak Theo meminta persetujuan.

Blaise mengangguk, "Ya, tentu saja."

"Kami yakin, kami bersumpah kami akan menerima siapapun pendampingmu nanti. Demikian juga Narcissa. Tapi bagaimana dengan Lucius? Kau yakin dia bisa menerima Muggle dalam Malfoy?"

*

Draco tidak berhenti memandangi bola di hadapanya. Setelah mengusir kedua temanya dengan kasar dan memaksa. Draco mau tidak mau harus mengakui, Ia baru menyadari hal itu. Baru menyadari kemungkinan tentang Lucius. Bagaimanapun dia masih ayahnya. Terlepas dari segala tindakanya yang membuatnya terpuruk selama hidupnya. Lucius masih ayahnya.

Her.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang