Chapter 15.
Hermione harusnya marah. Si bodoh itu memeluknya dan mengatakanya Ia merindukanya? Tidak mungkin. Harusnya Ia marah. Tetapi, Hermione justru merasakan aman dalam pelukan seorang Draco Malfoy. Hermione terus berfikir, harusnya Ia marah. Harusnya Hermione marah. Perlahan tangan Hermione jusstru membalas pelukan Draco. Ia merebahkan kepalanya di dada bidang Draco. Seharusnya tidak apa-apa.
Sampai perapian menyala dan Hermione segera mendorong Draco Malfoy menjauh sampai menabrak sofa. Draco melongo berusaha mencerna yang terjadi bolak-balik menatap Hermione dan perapian, Blaise dan Luna sudah kembali. Tapi, mereka tidak terlihat peduli.
"Oh, wow, sofamu akan kuperbaiki nanti." bisik Blaise di telinga Luna dan membuat Luna terkikik.
"Tidak terjadi apapun." bela Hermione cepat.
Luna dan Blaise hanya mengedikkan bahu, "Tenang saja, Hermione. Mau terjadi apa-apa juga kupastikan tidak akan sampai terdengar ke pintu luar." terang Luna lembut.
Blaise melambaikan tanganya, "Tidak tahu kalau aku, ya, Granger."
*
Luna tidak bisa terlalu mabuk oleh karena itu Blaise sudah membantu Luna untuk kembali ke kamar tidurnya.
"Aku tidak akan mengganggu kalian, janji." bisik Blaise ke telinga Draco yang hanya dibalas lirikan penuh amarah dan kesal.
Hermione hanya memijat-mijat punggungnya yang terasa kaku sambil membaca buku tentang musim semi. Draco menghela nafas. Ia ingin sekali berbicara dengan Hermione. Tapi, masih memedulikan keselamatanya.
Draco memutuskan untuk kembali duduk di sofa, kemudian meluruskan kakinya dan memijitnya sebentar. Draco kemudian mengambil buku agenda miliknya dan menuliskan tugas-tugas yang bisa Ia kerjakan besok, atau setidaknya menulis sesuatu supaya tidak memperhatikan Hermione terus menerus.
"Malfoy, maaf." mulai Hermione dengan suaranya yang sangat lembut dan pelan.
Draco menoleh, mendapati Hermione sudah menutup bukunya dan menatapnya penuh simpati. Draco mengangguk, "Tidak masalah."
Hermione diam memperhatikan punggung Draco, ada banyak sekali pertanyaan yang Ia ingin tanyakan kepada Draco. Sampai bagaimana mungkin Hermione bisa menuliskan sesuatu tentang Draco berarti Draco merupakan orang yang penting di hidupnya?
"Malfoy, aku boleh duduk di sebelahmu?" tanya Hermione lagi.
Draco mengangguk, menyembunyikan rasa gugupnya dan melipat kakinya yang panjang. "Ada yang mau kau bicarakan denganku, Her.. eh Granger?"
"Hermione saja tidak masalah, Draco." balas Hermione dengan senyuman.
Draco jarang sekali tersenyum. Ia hanya menyunggingkan sebelah bibirnya. "Ada apa?"
"Apa aku pernah bertemu denganmu?" tanya Hermione basa basi.
"Well," Draco berdeham. "Tentu saja, kita satu sekolah di Hogwarts. Dan kau teman Luna, kekasih Blaise, Blaise sahabatku tentu kita pernah bertemu."
Hermione menggeleng, "Tidak, tentu bukan itu maksudku, Draco, maksudku, setelah aku lulus, aku minta maaf tetapi aku tidak bisa mengingat apapun."
Draco terdiam, mulai memasang ekspresi dinginya, "Mungkin."
Hermione terdiam. Tidak menjawab apapun. "Apakah kita pernah berpacaran?"
Draco mendengus, "Tidak, Hermione. Aku baru berpacaran satu kali, dan mantan kekasihku sudah tenang di alam sana."
"Aku minta maaf kalau begitu." bisik Hermione tulus. Takut melukai perasaan Draco.
"Kenapa tiba-tiba bertanya? Apa ada yang mengganggumu?" tanya Draco berusaha memastikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Her.
Novela Juvenil"Dari sudut pandangku, dia hanya perempuan biasa-biasa saja. Kelas menengah ke bawah dan tidak menarik. Apa itu tidak cukup jelas?" Hermione Granger yang selalu berani dalam mengambil risiko. Cantik dan berani. Tidak cukup kuat untuk menghadapi seg...