1.

2.2K 167 9
                                    

All the characters belongs to J.K. Rowling

Chapter One. 

"Draco, hentikan." bisik Blaise seolah memohon meminta Draco untuk segera turun dari pembatas pagar Malfoy Manor yang terlihat sangat tinggi dan sangat membahayakan sekaligus. Draco tidak peduli. Badanya terhuyung-huyung ke kanan dan ke kiri seolah tidak memiliki daya apapun untuk bertahan. Matanya cekung sementara lingkaran matanya semakin gelap. Nafasnya tidak teratur sementara sebelah tanganya menggoyang-goyangkan botol firewhiskey dengan malas. 

Draco Malfoy benar-benar sudah mabuk. Ia bahkan tidak bisa berfikir jernih. Blaise sudah berusaha untuk menarik Draco untuk turun tetapi Draco justru bermain-main dengan hendak menjatuhkan dirinya dari tebing. Lalu tertawa seperti orang sakit dan penuh rasa putus asa. Blaise menghela nafas. Tidak tahu harus bagaimana. 

"Mate, tidak akan ada yang berubah." sahut Theo perlahan. Amat sangat pelan nyaris berbisik. Draco memejamkan matanya dan hampir menerjunkan dirinya dengan bebas begitu saja ke tebing. Lalu, Ia justru menyeringai dengan licik meskipun manik matanya tidak bisa berbohong betapa sedihnya pewaris tunggal Malfoy. 

Draco memutuskan untuk menjatuhkan diri ke belakang sampai harus ditangkap oleh Blaise dan Theo yang berusaha dengan sabar untuk menepuk pundak Draco dengan lembut. Berusaha untuk tetap membuat alasan supaya Draco tetap hidup. 

Lucius dan Narcissa Malfoy dihukum penjara Azkaban atas perbuatanya memihak Voldemort. Sementara Draco tidak mendapatkan hukuman apapun karena membantu Harry Potter dan berkat kesaksianya Draco tidak perlu mendapatkan hukuman apapun kecuali tahanan rumah selama tiga bulan penuh. Bukan hal yang besar bukan?

Berbeda dengan Lucius yang harus dipenjara selama enam tahun sementara Narcissa tiga tahun. Memikirkanya saja membuat Draco pusing. Membuat Draco tidak bersemangat lagi. Membuat Draco ingin lari dan menyesal menjadi Malfoy. 

Karena kini, nama baik Keluarga Malfoy ada dalam genggamanya. 

*

Dua tahun berlalu saat Draco hampir menjatuhkan diri dan menjadikanya sebagai salah satu korban kebodohan diri sendiri karena membunuh diri sendiri. Draco memutuskan untuk menjadi salah satu orang yang mungkin Draco sendiri tidak akan mengenalnya saat muda dulu. Entah apa yang memasuki pikiranya, Ia memutuskan untuk menjadi Healer.

Draco Malfoy. Healer. 

Salah satu orang yang tidak berperasaan menjadi Healer di dunia sihir. 

Tidak sampai itu saja, menjadi salah satu Healer muda terbaik di St. Mungo. Abraxas Malfoy pasti akan sangat bangga. Selain menjadi Healer yang mengembalikan nama baik Malfoy. Ia masih tekun berbisnis dan menjadi Penyihir Terkaya Nomer 1 di Britania Raya. 

Abraxas Malfoy pasti akan sangat bangga demikian pula dengan Lucius Malfoy dan Narcissa Malfoy di Azkaban sana. 

Baru dua tahun berlalu dan Draco sudah mengembalikan kemahsyuran keluarga Malfoy lagi. Bahkan ketika Draco berjalan saja beberapa pasang mata langsung akan menatapnya dengan tajam seolah tidak ingin pergi jauh dari Malfoy.

Draco menghela nafas dan menata rambutnya lebih baik pagi ini. Matanya berusaha melotot karena lelah semalaman menemani Healer Senior St. Mungo. Ia sengaja memilih jaga semalaman supaya hari ini Ia bisa mengunjungi Father dan Mother di Azkaban.

Her.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang