Chapter Four.
Harry merasa tidak nyaman setelah menyaksikan dirinya sendiri di televisi. Seolah menyadari memang ada yang salah, ada yang seharusnya tidak dia ucapkan disitu ada yang bisa jadi terluka atas pengucapan yang disampaikan Harry tadi. Harry menghela nafas, berdoa dan semoga saja.
*
Draco tertidur seperti beruang sembari memeluk sebuah boneka naga hijau kesukaanya sedari kecil. Siapa yang sangka laki-laki dengan perawakan sangat manly itu memiliki boneka kesayangan? Setelah tubuhnya terasa lemas yang benar-benar lemas Ia memutuskan untuk meminum ramuan tanpa mimpi. Ia berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat lalu mendudukan diri sembari menyenderkan punggungnya di sandaran ranjang.
Draco mengecek jam saku dan waktu sudah menunjukkan pukul jam sembilan malam. Draco melempar pandanganya ke sebelah ranjang dan mendapati susu hangat serta beberapa cookies. Draco mengambil segelas susu dan meminumnya dalm keadaan setengah sadar serta mengambil sepotong cookies untuk mengisi kekosongan perutnya.
Tatapan Draco kembali kosong. Entah apa yang sebenarnya Ia pikirkan.
*
"Hai." sapa Draco pendek. Ia memutuskan untuk mengunjungi makam Astoria menjelang tengah malam.
Draco berdiri dengan angkuh seperti biasa sembari memasukkan tanganya ke dalam kantung jubah tebal hangat kesukaanya.
"Perempuan brengsek." Maki Draco sembari tertawa kecil. "Apa kau tidak bisa pergi dengan tenang saja? Kenapa aku masih bisa melihat selintas bayanganmu di sini? Kenapa masih terasa nyata?"
Draco menghela nafas dan mulai terduduk di pinggir makam. "Kau tahu persis bagaimana aku sangat-sangat...."
"Kesepian." bisik Draco di ujung kalimatnya.
Flashback On
Draco tahu persis waktu Astoria secara medis memang tidak tersisa banyak. Draco tidak pernah secara jelas menyatakan perasaanya kepada Astoria Greengrass. Setelah lulus dari Hogwarts, perempuan itu selalu menemani hari-hari Draco di Manor. Beberapa kali menunggu Draco pulang dari Azkaban. Berulang kali pula Draco selalu memarahi perempuan itu untuk tidak terlalu keras menunggunya, membuat dirinya lelah begitu saja.
"Young Master, Miss Greengrass baru saja meninggalkan beberapa makanan yang sudah ditata di meja makan." tukas Wingky saat Draco baru keluar dari perapian.
Draco mengangguk, "Dimana Tori?"
"Miss Greengrass langsung pulang. Dia terlihat tidak begitu sehat." kata Wingky sembari mengingat-ngingat sosok Astoria sebelum Ia pulang ke kediaman Greengrass.
Draco menghela nafas. Tidak perlu pikir dua kali untuk segera mengunjungi kediaman Greengrass.
*
"Sebagai Healer kau tentu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya." jelas Johannson di St. Mungo. Astoria ditemukan sudah tidak sadar di kamarnya. Draco menggigit bibir berusaha tidak terprovokasi atau terdistraksi dengan segala perkataan Johannson.
"Dengan segala kondisi fisik Astoria. Aku ragu dia akan bertahan selama.."
"Tolong jangan diteruskan." bisik Draco pelan tapi mengancam dalam tiap kata yang diucapkan membuat Johannson terdiam. Dia mengangkat tanganya tanda menyerah serta tidak mau menjawab pernyataan atau berkata lebih lanjut.
"Malfoy.." tepuk Johannson pelan. Seolah prihatin sekaligus merasa tidak enak dengan Draco. Draco tidak mengatakan apapun, hanya memejamkan mata sembari berharap-harap cemas. Berharap sesuatu yang sebenarnya tidak mungkin diharapkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/269388357-288-k702220.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Her.
Подростковая литература"Dari sudut pandangku, dia hanya perempuan biasa-biasa saja. Kelas menengah ke bawah dan tidak menarik. Apa itu tidak cukup jelas?" Hermione Granger yang selalu berani dalam mengambil risiko. Cantik dan berani. Tidak cukup kuat untuk menghadapi seg...