17.

880 116 10
                                    

Chapter Seventeen.

Hermione sangat cantik. Batin Draco dengan perasaan berdebar. 

Hermione sedang duduk di sebelahnya, Ia terlihat sangat terampil menata cookies di piring. Dia menyiapkan segelas cappucino untuk Draco dan untuk dirinya sendiri. Beberapa kali, Hermione merapihkan anak rambutnya yang menjuntai dan menutupi pandanganya. 

Hermione sangat cantik. Batin Draco sekali lagi. Ia tau selama ini Draco hanya berusaha untuk menyangkal perasaanya sendiri kepada Hermione Jean Granger. Draco  bahkan beberapa kali batuk untuk menutupi rasa gugupnya.

Hermione kemudian mengikat rambutnya yang panjang tinggi-tinggi dan menyelipkan anak rambutnya ke belakang daun telinga. Draco menunduk, diam-diam mengagumi dan mengakui Hermione Granger sangat-sangat cantik. 

"Nah, kau mau coba?" tawar Hermione dengan menyodorkan sepiring cookies. 

Draco tersenyum tipis, Ia sudah sering menyoba cookies milik Hermione dan rasanya tidak pernah berubah. Draco mengangguk dan mengambil sepotong cookies dan membaginya menjadi dua. Sepotong langsung dimakan sementara semotong diletakkan Draco di pinggir cangkir cappucino. 

"Enak." puji Draco singkat. Berusaha untuk menutupi rasa gugup yang semakin parah. Hermione tersenyum. Kemudian ikut menikmati cookies nya dengan tenang. 

"Seperti ada yang kurang tapi, hmm, apa ya?" gumam Hermione berusaha mengingat-ngingat. 

"Lelehan coklat di dalam cookies?" jawab Draco, biasanya dulu Hermione suka memberikan lelehan cokelat di dalam cookies untuk menambah rasa. 

"Ah, iya, benar. Hei, kau tahu juga soal cookies?" tanya Hermione setelah mengunyah satu keping cookies. 

Draco menghela nafas, "Well, dulu aku suka mendapatkan cookies." dan itu kau, Hermione. batin Draco. 

"Ah, ya, tentu saja. Eh, Draco kau uhm... masih bersama... Greengrass? Maaf terdengar lancang, tapi aku kira itu mungkin Greengrass? Aku pernah mendengar tentang kalian dulu." tanya Hermione sangat hati-hati.

"Astoria sudah lama meninggal, Hermione." jawab Draco ringan. Hermione tampak menutup mulutnya merasa bersalah. 

"Dan, Astoria tidak bisa membuat cookies." jelas Draco lagi. Oh ayolah, itu jelas-jelas kau Hermione. batin Draco mulai kesal. Hermione tersenyum kikuk agak pahit takut salah bicara. 

"Anyway, kau suka cookies rasa apa saja?" tanya Hermione berusaha merubah suasana supaya tidak terlalu canggung. 

"Apapun asal buatanmu." Balas Draco lalu mengedipkan sebelah matanya. Hermione hanya tersenyum dan mengangguk ringan. 

"Draco, sepertinya ponsel Muggle-ku berbunyi, kau bisa melihatnya? Atau mengambilkanya please?" tanya Hermione saat tanganya sudah mulai mengaduk berbagai bahan-bahan cookies. 

Draco terdiam beberapa saat berusaha mengingat-ngingat sesuatu. "Ya, sure, dimana ponselmu?" 

"Aku rasa di kamar." balas Hermione setengah menggumam karena fokus dengan adonanya. 

Draco mengangguk dan ke kamar Hermione, Draco mengambil ponsel Muggle yang cukup familiar denganya karena beberapa waktu lalu ketika mereka masih bersama Hermione sempat mengajarkanya untuk menggunakan ponsel muggle sebagai sarana berkomunikasi jika mereka ada di dunia Muggle. 

Draco terdiam membaca pesan di ponsel Muggle, sinyal ponsel Muggle cukup terlambat sehingga pesan tadi malam baru masuk. Draco menghela nafas, ini adalah pesanya beberapa malam yang lalu saat Ia tidak sadarkan diri atau mabuk. 

Her.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang